Mengenal Brand Repositioning

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Ketika datang untuk memasarkan suatu produk, ada yang namanya strategi pemasaran. Salah satunya adalah Brand Repositioning. Jadi bagaimana menjaga perusahaan di benak konsumen, atau bagaimana mendapatkan tempat khusus bersama mereka. Dengan kata lain, itu menciptakan kesan unik pada pelanggan Anda.

Manajemen harus dapat berkomunikasi dengan pelanggan tentang merek dengan cara yang tepat dan cerdas. Kunci untuk menjalankan strategi ini adalah perusahaan perlu mengetahui keunikan merek mereka. Dan memiliki fitur yang membedakannya dari pesaing lainnya.

Apa itu positioning merek? Strategi apa yang harus diketahui pemasar? Lagi pula, semuanya benar-benar dirangkum untuk Anda. Simak uraiannya di bawah ini!

Pengertian Brand Respotioning

Apa itu Brand Respotioning? Reposisi merek (brand repositioning) merupakan tindakan merancang kembali penawaran dan citra perusahaan sehingga dapat menempati posisi yang kompetitif, berarti dan berbeda dalam benak pelanggan (Fuqron, 2006). Dalam definisi lainnya, reposisi merek didefinisikan sebagai penempatan atau penataan kembali merek, sehingga merek tersebut memiliki karakteristik baru (Kartajaya, 2000).

Ada pun juga definisi menurut para ahli:

  • Mengatakan bahwa positioning merek adalah bagian dari proses komunikasi pemasaran yang langsung beresonansi dengan publik dan konsumen. Menurut De Pelsmacker & Dapur (2004).
  • Al-Ries dan Jack Trout adalah dua orang yang dikenal sebagai pencetus konsep positioning, dimana positioning bukanlah apa yang Anda lakukan dengan produk Anda, tetapi dengan kata lain, apa yang Anda lakukan di benak setiap prospek. Produk dalam posisi (Kartajaya, 2005).
  • Persaingan saat ini menuntut perusahaan untuk mengukir merek mereka di benak masyarakat dan memungkinkan masyarakat dan konsumen untuk mengenali dan memahami nilai merek konsumen  (Olsson dan Sandru. 2006).
  • Evaluasi konsumen terhadap positioning merek didasarkan pada atribut-atribut yang diberikan oleh merek  dan dapat ditangkap atau dipahami oleh pikiran konsumen. Sebuah merek harus memiliki atribut, status, kualitas, kepribadian konsumen, kekuatan dan kelemahan merek sendiri. Ini adalah beberapa atribut yang  digunakan konsumen sebagai panduan ketika mengevaluasi positioning  Padahal, persepsi konsumen terhadap positioning dapat dipengaruhi oleh harga dan nilai yang terkandung dalam sebuah merek (Harrison, 2005).
  • Reposisi merek adalah strategi untuk menciptakan citra yang memegang tempat yang jelas dan berharga di benak konsumen. Dengan kata lain, brand positioning berusaha menemukan “tempat” yang tepat di benak kelompok konsumen, target pasar, atau segmen pasar untuk memastikan bahwa produk dan jasa yang ditawarkan tepat dan sesuai dengan keinginan perusahaan. 2003).
  • Rebranding tidak hanya mengubah nama dan logo produk, tetapi juga mengarah pada inovasi produk dan meningkatkan spesialisasi sumber daya manusia  perusahaan (Melisa, 2012).
  • Berdasarkan beberapa definisi brand repositioning di atas, brand repositioning dapat diartikan sebagai upaya perusahaan untuk menambatkan suatu inovasi atau pembaharuan perusahaan di benak pelanggan guna menghadirkan persepsi positif dari pelanggan. upaya. Dasar dari reposisi merek bukanlah untuk menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda, tetapi untuk memodifikasi atau memanipulasi apa yang sudah ada di benak konsumen dengan membentuk asosiasi dengan merek tersebut (Olsson & Sandru, 2006).
  • Brand Repositioning bukan tentang produk, ini tentang apa yang konsumen pikirkan tentang produk atau perusahaan (Fill, 2002).

Tahukah kalian bagian utama dari merek itu apa saja? Jika belum, mari simak penjelasan dibawah ini!

Rafijevas & Todiras (2010) mengatakan bahwa sebelum melakukan brand repositioning terdapat tiga bagian utama dari merek yang harus diperhatikan yaitu:

1.Brand identity

Touch point dan Brand Respositioning merek. Identitas merek didefinisikan sebagai  kombinasi elemen visual, suara, gerakan, dan elemen emosional lainnya yang menciptakan persepsi, menghadirkan janji, memiliki  tampilan yang unik, menciptakan sinergi komunikasi, menciptakan sinergi dengan merek lain yang berbeda.Tujuannya adalah untuk memiliki karakteristik yang berbeda. . (Aaker & Joachimsthaler, 2000)).

2.Touch point

Touch point dapat diartikan sebagai cara sebuah merek dapat melakukan kontak langsung  dengan pelanggan (Schult, Rafijevas, 2010),  menurut Dunn & Davis (Rafijevas, 2010), yaitu ada tiga langkah titik sentuh sebelum membeli. Pasca pembelian, yaitu titik kontak yang terjadi sebelum pelanggan melakukan pembelian, dimana pembelian terjadi pada saat terjadi pembelian  atau saat konsumen berada pada suatu produk, dan  setelah konsumen melakukan pembelian.

3.Brand positioning

Hal ini sesuai dengan Jewel (2007). Menurut Jewell (2007),  Brand Repositioning adalah suatu pendekatan untuk mengkomunikasikan secara terus menerus penempatan merek (repositioning) sehingga tercipta ingatan  baru terhadap merek di benak konsumen. Jewell (2007)  menambahkan bahwa aspek penting dari reposisi merek adalah memudarnya pikiran konsumen.

Menurut Jewell (2007), dimensi atau aspek  brand repositioning adalah aspek positioning yang memudar di benak konsumen.

Terdapat enam langkah yang harus dilakukan dalam menentukan strategi positioning yaitu:

  • Identifikasi Pesaing

Proses ini membutuhkan pemikiran yang luas. Pesaing tidak hanya berada pada kelas produk yang sama dengan produk perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing di luar kelas produk.

  • Riset Persepsi Konsumen

Ketika sebuah bisnis mendefinisikan persaingan, ia harus menentukan bagaimana  konsumen memandangnya dan mempertimbangkan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen ketika  mengevaluasi suatu produk atau merek.

  • Menentukan Posisi Pesaing

Setelah menentukan atribut mana yang penting bagi konsumen, kebutuhan untuk menentukan bagaimana setiap pesaing (termasuk atribut produk) memberi peringkat terhadap atribut tersebut dan membandingkannya satu sama lain. Untuk itu, Anda perlu melakukan survei konsumen.

  • Menganalisis Preferensi Konsumen

Pengetahuan tentang posisi pilihan konsumen pada produk. Pada tahap ini, produsen harus menilai kembali apakah masih ada celah di pasar yang mencerminkan permintaan potensial.

  • Membuat Keputusan Positioning

Manajer pemasaran harus membuat keputusan  subjektif dalam hal keputusan penentuan posisi. Ini karena keputusan tidak selalu jelas dan terdefinisi dengan baik, dan penelitian  memberikan informasi yang terbatas.

  • Memantau Posisi

Setelah posisi ditetapkan, perusahaan secara alami ingin memantau bagaimana posisi dipegang di pasar (Belch, 2007). Reposisi merek sebagai  strategi untuk membangun persepsi konsumen terhadap merek. Masyarakat umum atau konsumen mungkin tidak dapat menang melawan seruan perusahaan untuk melakukan reposisi. Perbedaan persepsi ini disebut kesalahan posisi.

Terdapat empat jenis positioning error yaitu :

  • Underpositioning

Karena kurangnya positioning, konsumen tidak merasakan sesuatu yang istimewa dan hanya menganggap merek  sebagai pemain baru yang memasuki pasar yang sudah jenuh.

  • Overpositioning

Positioning  perusahaan  yang terlalu dilebih-lebihkan, menyebabkan konsumen mempersempit citra  merek.

  • Confused Positioning

Konsumen mengacaukan citra  merek karena perusahaan membuat terlalu banyak klaim atau terlalu sering mengubah pemosisian merek.

  • Doubtful Positioning

Konsumen merasa sulit untuk percaya klaim merek karena aspek fitur produk  & Keller, 2006). Positioning berkaitan dengan persepsi konsumen dengan mengenali suatu merek, membedakannya satu sama lain dalam suatu kategori, dan menempatkan suatu merek di benak konsumen sehingga memiliki relevansi tertentu (Fill, 2002).

Indikator penentuan Brand Respositioning produk

Ketika berbicara tentang Brand Repositioning, kita harus ingat sekali lagi bahwa ini adalah indikator  yang memengaruhi pendapat pelanggan tentang merek, bukan  apa yang mereka lakukan dengan produk yang mereka jual. Indikator yang digunakan untuk menentukan pemosisian dapat dirujuk menggunakan enam deskripsi di bawah ini:

  • Atribut produk

Suatu produk atau merek memiliki ciri atau ciri khusus, sehingga bagi konsumen ciri atau ciri khusus yang dimilikinya merupakan keunggulan dari produk atau merek tersebut. Metrik pelanggan berdasarkan atribut produk  dapat dikomunikasikan menggunakan kepentingan, keunikan.

  • Manfaat produk

Manfaat khusus bagi konsumen adalah manfaat produk atau merek, karena produk atau merek memiliki manfaat khusus. Metrik keuntungan adalah kepuasan kebutuhan, keinginan dan preferensi pelanggan melalui produk yang ditawarkan.

  • Kelompok pengguna

Konsumen mengasosiasikan produk dan merek dengan kepribadian karena menggunakan produk dan merek tertentu dapat meningkatkan status sosial pengguna. Metrik berbasis penggunaan dalam penelitian ini adalah asosiasi merek, status sosial, dan kebanggaan.

  • Pesaing Konsumen

Keyakinan bahwa suatu merek atau produk lebih unggul dari  merek atau produk lain karena memiliki karakteristik tertentu. Indikator untuk aspek ini adalah perbandingan kualitas produk, perbandingan layanan, dan perbandingan peralatan kantor.

  • Kategori produk

Konsumen menggunakan produk atau merek tertentu karena tersedianya variasi produk atau merek yang berbeda. Indikator dari aspek ini adalah bahwa konsumen mengetahui berbagai jenis produk yang tersedia dan menggunakan beberapa di antaranya.

  • Harga

konsumen menggunakan produk berdasarkan harga atau berbagai bonus yang ditawarkan. Indikator dari aspek ini adalah konsumen memilih produk berdasarkan harga, diskon, dan bonus lain yang dijanjikan.

Oleh karena itu, penjelasan tentang Brand Repositioning, pada dasarnya, merupakan strategi yang terkenal  untuk menarik minat pelanggan. Strategi ini memberi perusahaan keunggulan atas pesaingnya di pasar.