Cost Per Impression: Pengertian, Cara Hitung

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Cost Per Impression (CPI) adalah biaya iklan yang harus dipahami oleh setiap pemasar. Ya, CPI tentu menjadi bagian penting dalam menjalankan kampanye. Anda dapat menggunakan perhitungan yang ada di dalamnya untuk menganalisis apakah kampanye Anda berhasil atau sebaliknya.

Dengan kata lain, tujuan cost per impression adalah untuk membantu Anda menganalisis apakah kampanye digital (campaign) Anda berhasil, apakah dapat dijalankan, dan apakah harus dihitung terlebih dahulu.

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kampanye adalah dengan mempertimbangkan dan menjelaskan biaya per tayangan ini.

Untuk itu, mari kita pahami istilah cost per impression (CPM) dalam dunia digital marketing, mulai dari pengertian cost per impression, manfaat, dan cara menghitungnya.

Apa itu cost per impression?

Seperti dijelaskan di atas, Cost per Impression (biasa dikenal juga dengan cost per thousand impression) adalah cara untuk menunjukkan biaya iklan yang ditayangkan. Jangan hanya melihat biayanya, tetapi juga apakah kesan yang Anda dapatkan bagus.

Impression itu sendiri adalah berapa kali pengguna melihat iklan. Dengan demikian, CPI dengan jelas menunjukkan harga yang harus dibayar marketer setiap kali iklan ditampilkan kepada pengguna.

Selain itu, CPI membantu menentukan biaya dan Return of Investment (ROI) dari kampanye marketing yang dijalankan. Dengan adanya CPI, hasilnya dapat digunakan untuk membandingkan ROI iklan online dengan metode periklanan tradisional (brosur, papan reklame, pamflet, dll).

Manfaat Cost Per Impression

Mengapa CPI penting dan berguna bagi pemasar dan perusahaan yang mengejar strategi pemasaran?Alasan utamanya adalah menghitung CPI memungkinkan pemasar menentukan ROI kampanye mereka.

Pemasar juga dapat menghitung biaya lain berdasarkan perhitungan CPI ini. Mulai dengan cost per click, cost per lead, dan lainnya. CPI sengaja dipilih untuk kampanye yang berfokus pada peningkatan kesadaran merek. Selain itu, CPI dianggap lebih tepat daripada menghitung cost per purchase, cost per click, atau click-through rate.

Bahkan, CPI adalah pilihan yang baik jika kampanye iklan Anda cenderung diklik. Prediksi klik yang akurat menghemat uang dibandingkan dengan cost per click.

Keuntungan lain dari CPI adalah bahwa itu adalah pilihan terbaik untuk meningkatkan brand recognition dengan biaya rendah. Pada akhirnya, jika menurut Anda iklan Anda memiliki click-through rate  tinggi, sebaiknya gunakan CPI. CPI memastikan iklan Anda muncul di tempat yang tepat.

Cara menghitung CPI

Untuk menggunakan CPI guna menghitung berapa banyak yang harus Anda bayar untuk kampanye iklan, Anda harus menghitung total pembelanjaan kampanye Anda dalam hal biaya per tayangan, atau menghitung biaya per 1.000 impression Anda dalam hal impression yang ditayangkan.  Dengan cara ini, Anda dibayar untuk setiap tayangan yang dihasilkan.

Misalnya, jika Anda membelanjakan Rp 1 juta untuk kampanye iklan dengan CPI dan mendapatkan 1.000 tayangan, nilai CPI Anda adalah Rp 1000 per tayangan.

Setelah Anda mengetahui biaya per tayangan yang dihasilkan, Anda dapat menghitung jumlah pengunjung yang mengonversi ke situs web Anda dan mendapatkan nilai cost per click. Ini juga membantu Anda mengetahui bagaimana kinerja kampanye Anda.

Jika 1% orang mengklik iklan Anda, yaitu 10 orang, rumus cost per click adalah: Jadi dalam contoh ini, total cost per click adalah Rp 100.000.

Nah, demikianlah pembahasan tentang  cost per impression yang kami kumpulkan untuk Anda. Menghitungnya itu tidak sulit, bukan? Jadi jangan lupa untuk mempertimbangkan biaya promosi online ini untuk mengembangkan bisnis Anda semakin melejit. Tidak hanya cost per impression, ada banyak pertimbangan dan cara lain untuk mengembangkan bisnis Anda.