Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, corak warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut, yang mempunyai ciri khas dan digunakan untuk memperdagangkan barang atau jasa. merek terdiri dari beberapa elemen penting, seperti nama, logo, simbol, karakter, kemasan, dan slogan. Menurut Kevin Keller (2008) seperti dikutip dari buku Strategic Brand Management, elemen merek dimengerti sebagai informasi verbal dan nonverbal yang ada untuk mengidentifikasi dan membedakan produk produk.
Pemilihan Merek
Kriteria yang dipakai untuk mendesain dan memilih elemen merek adalah:
- Elemen merek harus mudah dikenali dan diingat. Hal ini mendukung tingkat untuk bertujuan mencapai tingkat tertinggi dan brand awareness pasar.
- Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan menggugah pikiran. Misalnya, gambar visual dan verbal menyenangkan, menghibur,dan sangat meledak.
- Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori produk maupun batasan geografis maupun budaya.
- Elemen merek ini harus fleksibel agar dengan gampang lebih mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks.
- Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun persaingan.
Kriteria Pemilihan Elemen Brand (Merek)
- Mudah diingat Artinya, elemen branding yang Anda pilih mudah diingat dan mudah disebutkan/diucapkan. Simbol, logo dan nama yang digunakan harus menarik dan unik sehingga dapat menarik, diingat dan dikonsumsi orang.
- Makna Artinya, elemen merek harus mencakup makna produk dan deskripsi/deskripsi. Diharapkan makna ini akan meyakinkan konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut. Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa: informasi umum tentang kategori dan isi dari produk, informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.
- Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen yang menarik dan menghibur adalah dengan menggunakan berbagai elemen merek yang Pilih elemen yang menarik, visual dan imajinatif. Dalam hal ini, ada baiknya menekankan desain yang atraktif dan menarik.
- Fleksibilitas Artinya elemen merek dipahami dan diterima oleh wilayah/pasar termasuk budaya lain. Nama-nama yang digunakan tidak terlalu sulit untuk diterjemahkan. Pemilihan elemen branding seringkali mudah diingat oleh penduduk setempat, tetapi sangat sulit untuk dipahami oleh orang Tentu saja, ini mencegah produsen membuka pasar baru.
- Legal Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.
Dalam bukunya Building a strong brand (1996), Aaker menyatakan bahwa merek yang kuat memiliki posisi yang kuat. Membangun posisi yang solid dimulai dengan menganalisis situasi untuk menentukan posisi merek pesaing dan posisi merek saat ini (merek yang diluncurkan). Perusahaan kemudian perlu menciptakan identitas merek, posisi merek yang diinginkan, dan mengkomunikasikannya melalui proses positioning merek. Hasilnya adalah positioning merek. Davis setuju dengan Aaker, dan dalam bukunya Brand Asset Management (2001), Aaker memuji Davis. Namun, prosedur Davis sedikit berbeda. Menurutnya, sebelum kita bisa menganalisis situasinya, kita perlu tahu dulu visi brand, tujuan yang dicapai branding. Setelah penentuan posisi merek, langkah terakhir dalam konsep pembangunan merek Aaker yang kuat, Davis memutuskan bahwa langkah terakhir adalah melakukan penilaian merek. Knapp (2000) menyatakan bahwa sebuah merek bukan hanya sekedar nama besar (jika merek tersebut sudah dikenal), tetapi sebuah cara hidup. Ini mencakup keinginan, janji, dan kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan.
Strategi untuk membentuk merek yang kuat:
- Melakukan evaluasi Ini kira-kira sesuai dengan penilaian posisi merek dalam analisis situasional Aaker. Merek harus dilihat sebagai subjek, bukan hanya objek. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang relevan terkait dengan topik branding.
- Janji merek meningkatkan harapan tentang bagaimana merek akan tampil sebagai konsumen. Atau, seperti fase identifikasi merek gaya Aaker, nilai apa yang dimiliki merek tersebut? Jika Anda membuat janji, merek akan berusaha menepatinya.
- Menciptakan blueprint merek Ini sama dengan identitas merek (brand identity) dalam konsep Aaker dan arsitektur merek (brand architecture) dalam konsep Davis.
- Singkatnya, pemeliharaan merek Konsumen membutuhkan ikatan emosional untuk tetap setia pada merek mereka. Rahasianya adalah memberikan manfaat membangkitkan sentuhan emosional. Misalnya, dealer mobil memberikan hadiah ulang tahun dan hadiah Hari Raya kepada
- Meningkatkan keuntungan merek. Merek yang kuat tidaklah berguna kalau perusahaan tidak memperoleh keuntungan. Merek perlu dimanfaatkan secara optimal.
Strategi merek bagi Produsen:
- Individual Branding / Merek Individu Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
- Family Branding / merek family Family branding menyediakan merek yang sama untuk beberapa produk, berpura-pura mendukung merek terkenal yang sudah Contoh merek keluarga adalah merek Gery, kelompok makanan Garuda yang memproduksi berbagai produk dari merek utama Gery seperti Gery Saluut, Gery Soes dan Gery Toya Toya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain
Kedua strategi branding tersebut memiliki hasil yang berbeda bagi perusahaan yang menggunakannya. Strategi merek individu membutuhkan banyak energi bagi perusahaan untuk memperkenalkannya kepada konsumen. Hal ini dikarenakan merek ini dipasarkan dengan merek tersendiri dan berdiri sebagai entitas yang terpisah dari unit produk perusahaan lainnya. Namun, jika merek unit produksi ini memiliki masalah kualitas, keunggulannya adalah merek produk unit lain dari perusahaan yang sama tidak akan kehilangan citranya di mata konsumen. Meskipun strategi merek keluarga adalah kebalikannya. Strategi branding keluarga memiliki konsekuensi yang luas. Semua unit produk yang menggunakan nama perusahaan akan kehilangan citranya di mata konsumen jika unit produk tersebut memiliki masalah kualitas produk. Namun di sisi lain, strategi ini memungkinkan konsumen dengan mudah menerima dan mempercayai unit produk sebagaimana nama produk yang sebelumnya dikenal kualitasnya di pasaran.
Kekuatan Merek (Brand Equity)
Brand equity Dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkelanjutan yang memandu keunggulan kompetitif suatu perusahaan dan sangat berguna dalam strategi pemasarannya. Keller (1993) juga menyatakan bahwa ekuitas merek adalah keinginan seseorang untuk terus menggunakan merek tersebut. Mengukur ekuitas merek sangat terkait dengan loyalitas dan merupakan bagian dari pengukuran pengguna baru kepada pengguna setia. Brand equity dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori di antaranya adalah:
1. Brand Awareness
Brand Awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingatkan suatu merek membuatnya berbeda dari merek lain. Tingkat kesadaran merek itu sendiri dapat dibagi menjadi empat kategori:
- Unaware of brand (tidak menyadari merek)
- Brand recognition (pengenalan merek)
- Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
- Top of mind (puncak pikiran)
2. Customer perception
Persepsi pelanggan didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Dalam hal ini, pelanggan mengharapkan persepsi yang dirancang sesuai dengan keinginannya.
3. Brand Association
Sebuah asosiasi merek adalah memori produk konsumen. Memori merek diperkuat ketika didasarkan pada banyak pengalaman berurusan dengan produk terkait.
4. Brand lotalty
Brand lotalty merupakan ukuran kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek. Loyalitas merek memiliki tingkatan sebagai berikut:
- Switcher (price buter) yaitu mentega, tidak tertarik dengan merek yang ditawarkan. Konsumen cenderung beralih merek dengan lebih memperhatikan harga produk.
- Habitual buyer, Artinya pembeli tidak senang dengan produk yang digunakan, atau setidaknya tidak
- Satisfied buyer, Dengan kata lain, kepuasan masyarakat. Kelompok ini biasanya disebut sebagai konsumen setia yang merasakan pengorbanan ketika beralih ke merek lain.
- Emotional buyer, Singkatnya, konsumen sangat menyukai merek tersebut. Pembeli pada tingkat ini disebut teman
- Commited buyers, Dengan kata lain, tingkat atas ditempati oleh pelanggan setia. Pelanggan Anda akan bangga dengan merek ini.
5. Brand image
Brand image adalah apa yang ada dalam pikiran konsumen ketika mereka melihat atau mendengar suatu merek. Citra merek yang positif memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian.
6. Brand indentity
Brand indentity mencakup semua aspek merek, seperti nilai produk, komitmen, dan karakteristik perusahaan yang perlu dikenali konsumen. Identitas merek Anda dapat dilambangkan dengan logo perusahaan Anda.
Itu salah satu penjelasan tentang pemilihan dan kekuatan merek. Kemudian pelajari cara menggunakannya untuk produk atau bisnis Anda. Semoga kinerja bisnis Anda dapat berkembang. Beberapa perusahaan bersedia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun brand yang kuat. Jika penjelasan kami kurang di mengerti Anda bisa mengunjungi situs kami.