Mengapa Loyalitas dan Fungsi Merek Penting?

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Hai teman-teman semua, kali ini kita akan membahas mengenai loyalitas dan fungsi merek. Apa sih loyalitas itu? Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu dimasa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku (Kotler dan Keller,2007).

Inilah definisi loyalitas menurut (Kotler dan Keller, 2007). Ketika membangun sebuah merek, banyak  yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa merek tersebut dikenali dan diingat oleh konsumen. Setelah mereka mengetahui dan mengingat merek Anda, mereka  mulai menggunakan produk Anda dan memiliki pengalaman serta kesadaran akan merek Anda.  Branding yang sukses harus mampu menarik pelanggan dan konsumen untuk menggunakan dan membeli kembali atau  menggunakan kembali produk Anda.

Jika pelanggan sudah puas dengan produk merek Anda, mereka akan selalu memiliki loyalitas untuk  membeli merek Anda. Nah, loyalitas pelanggan terhadap merek adalah sesuatu yang perlu dipertahankan oleh perusahaan.

Pada artikel ini kita akan membahas lebih jauh mengenai Loyalitas dan Fungsi Merek.

Loyalitas Merek

Istilah  pemasaran yang digunakan untuk menggambarkan seberapa kuat preferensi  konsumen terhadap satu merek  dibandingkan dengan merek lain. Loyalitas merek sering diukur dengan pembelian berulang dan sensitivitas merek.

Menurut Kotler (2005), “keberhasilan jangka panjang dari merek tertentu didasarkan pada jumlah pembeli berulang, bukan jumlah konsumen yang  melakukan pembelian satu kali.” Dia adalah pembeli berulang dan telah merekomendasikan orang lain untuk membeli di sini.

Tahap Perkembangan Customer Loyalty

  1. Tahap pertama: Loyalitas Kognitif Konsumen dengan loyalitas Tingkat 1 ini menggunakan basis informasi mereka untuk memaksa mereka merujuk pada satu merek di atas merek lain. Loyalitas mereka hanya didasarkan pada aspek kognitif. Misalnya, supermarket secara konsisten menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaing yang ada. Informasi ini cukup membuat konsumen selalu berbelanja di supermarket.
  2. Tahap kedua: Kesetiaan Emosional Lapisan kedua dari loyalitas didasarkan pada sisi emosional konsumen. Sikap adalah fungsi dari persepsi harapan pada tahap awal pembelian (periode sebelum konsumsi), dan sikap dan kepuasan masa lalu dalam jangka pendek (periode setelah konsumsi).
  3. Tahap ketiga: Loyalitas Konatif Dimensi konatif (niat untuk tampil) dipengaruhi oleh pergeseran emosional merek. Conation menunjukkan niat untuk melakukan sesuatu menuju tujuan tertentu. Loyalitas konatif adalah istilah loyalitas yang melibatkan komitmen yang mendalam untuk membeli. Jenis keterlibatan ini melampaui  bagian emosional dari motivasi untuk memperoleh merek yang disukai. Emosi hanya menunjukkan kecenderungan untuk memotivasi perilaku. Keinginan untuk menebus atau setia hanyalah tindakan yang diharapkan, tetapi belum dilakukan.
  4. Tahap keempat : Perilaku Loyalitas Pembelian kembali merupakan perilaku yang sangat penting bagi pemasar, namun pembelian kembali konsumen tidak selalu memiliki sikap positif terhadap produk atau layanan yang mereka beli, sehingga loyalitas tidak cukup hanya diartikan dalam hal pembelian berulang . Pembelian berulang dapat dilakukan karena dipaksa atau sebaliknya, bukan karena mereka puas. Oleh karena itu, perilaku loyal dapat dilihat dari aspek ini, yaitu dari komitmen pembelian berulang yang ditujukan pada suatu produk secara teratur dalam jangka waktu tertentu. Komitmen menunjukkan keinginan untuk mengeksekusi.

Apa aja sih,Keuntungan dari Customer Loyalty?

Antara lain, Griffin (2005) mengemukakan manfaat yang diterima perusahaan ketika mereka memiliki pelanggan yang loyal:

  • Mengurangi biaya pemasaran (karena lebih mahal untuk mendapatkan pelanggan baru)
  • Mengurangi biaya transaksi (biaya negosiasi kontrak, biaya pemrosesan pesanan, dll.)
  • Mengurangi biaya peralihan pelanggan (karena lebih mahal) (Karena hanya ada sedikit perubahan pelanggan )
  • Tingkatkan penjualan silang dan tingkatkan pangsa pasar perusahaan Anda
  • Lebih banyak ulasan positif, dengan asumsi pelanggan setia juga berarti kepuasan
  • Mengurangi biaya waktu henti (seperti biaya penggantian)

Bagaimana cara mengukur Loyalitas?

  1. Urutan pemilihan (selection order) Metode urutan pemilihan ini, juga dikenal sebagai pola pembelian berulang, umumnya digunakan di panel buku harian konsumen lainnya dan, baru-baru ini, dalam survei menggunakan data pemindai di supermarket.
  2. Persentase Pembelian Berbeda dengan urutan pemilihan, metode ini melihat persentase total pembelian untuk kelompok produk tertentu. Data yang dianalisis berasal dari panel konsumen.
  3. Preferensi Metode ini mengukur loyalitas berdasarkan keterikatan psikologis atau pernyataan preferensi. Loyalitas dalam hal ini sering dipahami sebagai “sikap positif” terhadap  produk tertentu dan sering digambarkan sebagai niat beli.
  4. Keterikatan Keterikatan berfokus pada elemen emosional atau emosional. Komitmen muncul dari koneksi pembelian yang merupakan hasil dari keterlibatan ego dalam kategori merek. Keterlibatan ego terjadi ketika  produk terkait erat dengan nilai-nilai inti, kebutuhan, dan citra diri konsumen..

Bagaimana sih, meningkatkan customer loyalty? Berikut ini ada empat cara agar konsumen tidak meninggalkan merek yaitu:

  1. Memudahkan konsumen dalam memberikan feedback kepada perusahaan. Salah satu kegiatan yang paling menguntungkan bagi bisnis adalah mengumpulkan keluhan atau keluhan konsumen.
  2. Ketika konsumen membutuhkan bantuan, segera tawarkan. Setelah menerima umpan balik dari konsumen, bisnis perlu merespons dan bertindak cepat. Ketika pelanggan mengeluh, perusahaan harus segera bertindak dan menyatakan kesediaannya untuk menyelesaikan masalah sesegera mungkin.
  3. Bebas repot, uang kembali, garansi servis dan garansi seringkali menjadi penyebab kekecewaan
  4. Menghibur konsumen yang marah. Interaksi konsumen terjadi melalui sistem umpan balik dan keluhan konsumen yang ditingkatkan secara kualitatif. Berhati-hatilah saat berhadapan dengan konsumen yang marah.

Apakah Anda tau Jenis dari Loyalitas? Jika belum mari, simak penjelasan di bawah!

Menurut Griffin (2005), menyatakan bahwa jenis loyalitas dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

  1. Tangpa Loyalitas Beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau layanan tertentu. Tidak ada loyalitas yang ditandai dengan tingkat pembelian yang rendah dan tingkat retensi yang rendah. Secara umum, bisnis harus menghindari penargetan pembeli jenis ini. Karena pembeli ini bukan pelanggan setia.
  2. Loyalitas yang Lemah Kombinasi dari keterikatan yang rendah dan pembelian berulang yang tinggi dicirikan oleh loyalitas yang lemah. Konsumen ini membeli dari kebiasaan. Singkatnya, faktor non-sikap dan situasional adalah alasan utama pembelian. Jenis loyalitas ini paling umum dengan produk yang sering dibeli.
  3. Loyalitas Tersembunyi Keterikatan yang relatif tinggi dan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi. Ketika konsumen menyembunyikan loyalitas mereka, dampak situasi daripada dampak sikap mendorong pembelian ulang.
  4. Loyalitas Premium Loyalitas premium terjadi ketika keterlibatan tinggi dan tingkat pembelian berulang tinggi. Ini adalah jenis loyalitas yang  disukai untuk semua konsumen dalam bisnis apa pun.

Tahukah kalian apa itu fungsi merek?

Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dibuat oleh satu orang atau lebih atau badan hukum dengan  orang  atau badan hukum lain. Cukuplah menyebutkan merek sebagai alat promosi untuk mempromosikan produk.

Fungsi dari Brand adalah:

  1. Identitas

Identitas merek adalah singkatan dari merek Anda dan bagaimana hal itu dirasakan di dunia. Ini adalah kata-kata, pemikiran, dan gambar yang muncul di benak  konsumen saat terlibat dengan  merek Anda, dan bagaimana hal itu dapat membuat mereka merasa tentang merek Anda.

  1. Trust

Kepercayaan dianggap sebagai cara  paling penting untuk membangun dan memelihara hubungan  pelanggan  jangka panjang. Ini menjelaskan bagaimana awal membangun hubungan dengan mitra didasarkan pada kepercayaan..

  1. Design

Saat membuat tema merek, Anda dapat memilih dari ratusan templat yang dapat disesuaikan untuk mendesain sesuatu yang benar-benar menampilkan merek dan produk Anda.

  1. Value

Nilai  merek identik dengan membicarakan masa depan merek. Semakin kuat ekuitas merek, semakin rendah risiko merek. Yang kedua adalah  driver merek, atau atribut yang terkait dengan merek. Contoh paling sederhana adalah harga.

  1. Strategi

Produsen, distributor, atau  pengecer dapat menerapkan strategi branding sebagai berikut: Personal branding/merek pribadi dan branding keluarga/merek keluarga.

  1. Logo

adalah simbol merek dagang perusahaan. Untuk alasan apa pun, logo merek dapat berubah dengan pertimbangan.

  1. Marketing

Merek yang membedakan satu produk  dengan produk lainnya diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam memutuskan produk mana yang akan dikonsumsi dan menggunakan berbagai pertimbangan yang mengarah pada loyalitas merek. Loyalitas konsumen terhadap suatu merek atau merek dimulai dengan adopsi merek, pilihan dan kepatuhan.

  1. Advertising

Untuk membangun merek Anda sendiri, Anda harus melakukannya sesuai dengan nilai-nilai Anda. Kegiatan kampanye iklan juga harus konsisten. Juga berhati-hatilah. Itu juga dalam tahap pengembangan merek.

Fungsi merek perusahaan baru:

  1. Pembeda (Differentiation)

Banyak perusahaan  baru dan perusahaan yang berinovasi di hampir setiap bidang muncul hampir setiap hari. Tidak heran jika hal ini menyebabkan persaingan bisnis di berbagai industri menjadi semakin ketat baik untuk bisnis besar maupun  kecil.

Inovasi produk dan jasa berkembang begitu pesat untuk merebut pangsa pasar sehingga tentu tidak mudah  untuk menghadapi para pesaing tersebut. Itulah mengapa Anda tidak bisa hanya mengandalkan inovasi, Anda harus  menonjol di pasar khusus melalui kekuatan  merek. Untuk membedakan merek Anda dari pesaing Anda, Anda dapat mengevaluasi merek Anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Target pasar mana yang ingin Anda capai?

Apa  yang membedakan Anda dari pesaing Anda?

Mengapa orang harus membeli produk Anda atau menggunakan layanan Anda?

Apa yang membedakan bisnis Anda dari pesaing?

Diferensiasi dapat dicapai. Diferensiasi dan target konsumen yang telah ditentukan sebelumnya memberi mereka  arah dan fokus pada branding ke arah yang sama. Tentunya hal ini  membuat proses branding menjadi lebih efektif dan efisien.

  1. Keaslian (Authenticity)

Banyak perusahaan berjuang ketika mencoba untuk mencapai target pasar mereka. Jika ini tidak dilakukan dengan benar, Anda hanya membuang-buang waktu, energi, dan uang Anda. Sangat penting untuk menghubungkan kisah sukses merek Anda dengan tempat merek Anda sekarang, bagaimana Anda ingin membuat perbedaan, dan mengapa Anda sangat percaya pada produk atau layanan Anda. Jangan  mencoba meniru orang lain untuk mempromosikan keunikan merek perusahaan.

  1. Memperkuat nilai perusahaan.

Fungsi merek selanjutnya adalah mengungkapkan dan meresmikan nilai-nilai inti perusahaan. Kesalahpahaman yang paling umum tentang merek adalah bahwa banyak orang berpikir bahwa merek adalah tentang identitas visual dan slogan yang menarik. Bahkan jika merek tidak hanya itu, harus ada lebih banyak merek. Fitur merek harus dapat mewakili nilai-nilai  yang diyakini perusahaan. Setelah itu, merek akan memiliki kekuatan dan mampu menulis cerita yang sangat menarik, sehingga perusahaan harus menentukan nilai perusahaan sebagai operasi perusahaan.

  1. Menyatukan seluruh lini perusahaan

Setiap lini di perusahaan perlu mengetahui bahwa mereka berperan dalam menjalankan proses branding. Ini karena setiap departemen dalam perusahaan beroperasi secara internal sebagai bagian dari proses branding. Kekuatan merek harus mampu menjangkau seluruh area perusahaan dalam bentuk tindakan dan pemikiran.

Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa loyalitas merek sangat penting dalam dunia bisnis. Hal ini terkait dengan kepercayaan konsumen dan menciptakan komitmen yang kuat untuk melakukan pembelian ulang produk dan layanan merek tertentu. Selain itu, sikap menawan ini juga  membangun kebiasaan konsumen yang tanpa disadari dapat menguntungkan perusahaan. Semoga artikel ini bermanfaat.