Ayo! Memahami Jenis dan bahan kemasan

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Kemasan adalah desain kreatif yang menggabungkan bentuk, struktur, bahan, warna, gambar, tipografi, dan elemen desain dengan informasi produk untuk membuat produk dapat dijual. Pengemasan digunakan untuk mengemas, melindungi, mengirim, mendistribusikan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan  produk di pasar. Suatu sistem yang mencakup perencanaan produk, transportasi, distribusi, penjualan, dan pemasaran. Kemasan juga berhubungan langsung dengan kebutuhan teknologi, seni dan  bisnis.

Juga dikenal dengan nama packaging, kemasan memiliki pengertian pembungkus produk dengan desain berupa gambar dan tulisan tertentu dengan tujuan utama melindungi produk secara keseluruhan dan menarik perhatian konsumen untuk membeli. Dengan tampilan yang berbeda dari lainnya, maka akan menjadi memori tersendiri bagi konsumen nantinya. Kali ini kami akan membahas tentang jenis dan bahan kemasan atau packaging.

Apa saja Jenis-jenis Kemasan?

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
  2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
  3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi.

 

Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Sekali pakai, yaitu yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng
  2. Yang dapat dipakai berulang kali, jenis ini umumnya tidak dibuang, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
  3. Yang tidak dibuang. Ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.

 

Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Siap pakai, yaitu yang masih utuh dan siap diisi setelah keluar dari pabrik. Contohnya termasuk botol dan kaleng.
  2. Siap pakai, yaitu yang memerlukan proses perakitan sebelum dilakukan pengisian. Kaleng, kertas, foil atau wadah plastik dalam bentuk pelat dan silinder fleksibel

Apa saja Bahan-Bahannya?

Beberapa bahan kemasan produk yang ada di pasaran antaranya.

  1. Plastik

Plastik adalah jenis kemasan yang paling umum di industri saat ini. Kemudahan pembuatan menjadikannya pilihan kemasan yang paling terjangkau. Akibatnya, kami telah menghasilkan sejumlah besar sampah plastik selama beberapa dekade terakhir. Hal ini juga berdampak negatif terhadap alam. Plastik dibuat untuk tujuan pengemasan, tetapi kebanyakan dari kita berpikir bahwa plastik  kemasan tidak berbeda satu sama lain. Beberapa plastik  dibuat khusus untuk produk tertentu dan tidak boleh digunakan untuk jenis produk lain. Misalnya, botol plastik yang dibuat di pabrik dengan kode tertentu. Banyak dari kita, terutama di industri kecil, menggunakan plastik secara tidak tepat. Contoh penggunaan plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai packaging untuk gorengan, gelas plastik  untuk merebus air, air mineral dalam packaging yang terkena sinar matahari setiap hari,  penggunaan plastik kiloan untuk membuat ketupat,  salah dan sangat berbahaya contoh kemasan plastik. Jika plastik digunakan secara tidak benar, ada risiko kandungan kimia dari plastik akan berpindah ke  makanan. Beberapa kemasan plastik terbuat dari bahan polyethylene-polypropylene-polyvinyl chloride, yang dapat menghasilkan dioksin ketika dibakar atau dipanaskan. Dioksin adalah zat yang sangat beracun yang dapat menyebabkan kanker dan melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang.Kertas

Selain plastik, kertas juga menjadi alat pengemas makanan. Namun ada beberapa kertas yang seharusnya tidak boleh untuk dijadikan kemasan, terutama adalah kertas bekas (seperti bekas majalah atau koran). Kertas bekas memiliki tulisan yang terbuat dari tinta dan terdeteksi mengandung timbal (Pb) yang melebihi batas. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah, dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lainseperti ginjal, hati,otak, saraf dan tulang.

  1. Kaleng

Semakin banyak makanan dan minuman yang dikemas dalam kaleng. Secara umum, makanan kaleng kehilangan kesegaran dan nilai gizinya karena pengolahan  suhu tinggi. Dalam penggunaannya, kaleng harus dilapisi dengan timah putih (Sn) dengan sistem pelapisan yang sangat padat dan tidak boleh memiliki porositas sedikit pun. Kaleng (templat) ini harus diberi enamel ulang jika digunakan dengan  makanan yang rentan terhadap korosi (karat). Bahaya utama dari makanan kaleng adalah pertumbuhan Clostridium botulinum, yang dapat menyebabkan botulisme. Tanda-tanda botulisme termasuk leher kaku, pusing, dan kejang fatal karena kesulitan bernapas. Bakteri ini biasanya berkembang dalam makanan kaleng yang tidak ditangani dengan benar atau bocor, mencemari makanan di dalam dengan udara luar. Pemilihan packaging kaleng yang cermat merupakan  upaya untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan tersebut.

  1. Styrofoam

Penelitian telah menunjukkan bahwa bahan-bahan dalam styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan populer. Bahan ini memiliki sifat insulasi panas dan dingin yang sangat baik dan nyaman untuk dipegang, dan harga yang relatif terjangkau juga populer di supermarket. Bahayanya gabus jenis  styrofoam ini bisa melepaskan styrene monomer bila digunakan dengan makanan panas, berminyak, berminyak, atau beralkohol. Pada  Juli 2001, Biro Keamanan Pangan pemerintah Jepang menyatakan residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu  dapat menyebabkan pengganggu endokrin (EDC). Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh penghancuran sistem endokrin dan reproduksi manusia oleh bahan kimia penyebab kanker dalam makanan. Styrofoam  berbahaya karena dibuat dengan mengolah styrene beads dengan benzene. Benzan sendiri merupakan salah satu zat yang menyebabkan berbagai jenis penyakit, termasuk detak jantung yang dipercepat, gangguan saraf yang menyebabkan kelelahan, anemia, tubuh gemetar, gelisah, penyakit tiroid, dan bahkan kanker.

  1. Gelas / Kaca

Bahan kemasan makanan yang paling aman adalah kaca. Kekurangannya adalah kemasan kaca tidak tahan terhadap suhu tertentu dan rentan pecah. Ada juga beberapa jenis kaca yang dapat menahan suhu tertentu.

 

Nah, itulah pembahasan apa saja jenis dan apa saja bahan yang digunakan untuk kemasan. Dan bagi anda yang akan atau sedang mengelola suatu bisnis atau perusahaan anda dapat mengunjungi web DIGIMA karena kami dapat membantu merancang system bisnis yang efektif dan promosi yang spesifik.