Yuk, Mengetahui Apa Saja Jenis-jenis CPM

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Bagi Anda yang sedang berkecimpung di dunia digital marketing, atau merupakan pebisnis online, pastinya sudah akrab dengan promosi melalui iklan di sosial media. Dengan menggunakan iklan di media sosial, Anda bisa meningkatkan brand awareness dan jumlah penjualan.

Setiap iklan yang ditayangkan memiliki system pembayaran atau perhitungan iklan. Salah satu system perhitungan iklan adalah CPM atau Cost Per Mile. CPM ini sering digunakan untuk menghitung berapa budget yang dibutuhkan untuk sebuah iklan yang ditayangkan.

CPM juga menjadi salah satu metrik penting yang menentukan keberhasilan sebuah iklan. Anda bisa memastikannya dengan melihat angka CPM atau membandingkan performa iklan di berbagai platform untuk menentukan platform mana yang paling efektif untuk mencapai tujuan marketing.

CPM memiliki peran penting dalam kegiatan digital marketing yang berbayar. Maka dari itu, Anda harus paham betul mengenai apa itu CPM, jenis-jenis CPM, dan cara mengoptimasinya agar iklan Anda bisa mencapai hasil yang optimal.

Apa Itu CPM?

CPM adalah singkatan dari Cost Per Mile. CPM digunakan untuk mengukur biaya yang harus dikeluarkan pengiklan untuk setiap 1.000 impressions atau jumlah tayang yang didapat oleh iklan tersebut.

Misalnya, Anda sebagai pengiklan mengajukan tawaran untuk membayar sebesar Rp 50.000 CPM. Maka artinya Anda akan membayar sebesar Rp 50.000 untuk setiap 1.000 penayangan iklan tersebut, artinya pengiklan cukup membayar sebesar Rp 50 untuk setiap satu kali tayangan.

Hingaa saat ini, CPM masih sering digunakan oleh banyak pengiklan sebagai metrik pengukur kesuksesan pengiklanan. CPM bisa digunakan pada iklan radio, televise, radio, hingga iklan online.

Jenis-jenis CPM

Ada 3 jenis cost per mile yang harus Anda ketahui.

1. vCPM (Viewable Cost Per Mile)

Viewable cost per mile atau vCPM mengacu pada berapa banyak pengiklan yang bersedia membayar untuk impression yang sesungguhnya. Berbeda dengan CPM biasa, vCPM membantu menetapkan penawaran minimum untuk display ads.

Contohnya, apabila Anda memasang iklan dalam website, namun pembaca tidak menggulir halaman untuk melihat iklan Anda, maka Anda tidak perlu membayar untuk display tersebut. Google akan menandai sebagai ‘viewed’ ketika 50% konten iklan dilihat, setidaknya dilihat selama satu detik atau lebih.

2. eCPM (Effective Cost Per Mile)

eCPM adalah memperhitungkan pendapatan yang akan didapat dari impressions. Saat menggunakan CPM jenis ini, maka CPM biasa atau vCPM saja tidak cukup. Artinya, hasil yang didapat tidak hanya dari seberapa lama pengunjung melihat iklan Anda, namun pengunjung harus benar-benar meng-klik iklan dan memulai proses konversi yang menghasilkan pendapatan untuk pembayaran eCPM. Perhitungan eCPM bisa dilakukan dengan membagi total pendapatan dari klik iklan dengan jumlah total impression yang didapat.

3. CPVC (Cost Per Completed View)

Jenis CPM ini biasanya digunakan khusus untuk iklan berformat video. Anda hanya perlu membayar bila audiens telah menyaksikan keseluruhan video iklan tanpa berhenti di tengah penayangan.

Sebagai pengiklan, Anda bisa menentukan indikator keberhasilan iklan dengan menentukan waktu minimal penayangan, seperti 5 detik atau 10 detik. Apabila audiens menyaksikan tayangan lebih dari indikator yang sudah ditetapkan, maka audiens dianggap telah melihat iklan ini.

Cara Mengoptimasi CPM

Ikutilah beberapa tips berikut ini agar iklan Anda mencapai target yang diinginkan dan dapat mengoptimasi angka CPM.

1. Menargetkan audiens yang tepat

Audiens yang tepat akan memastikan biaya yang Anda keluarkan untuk iklan tidak sia-sia begitu saja.

2. Memantau frekuensi tayang iklan

Pastikan frekuensi iklan Anda tidak muncul terlalu sering pada orang yang sama.

3. Menambahkan social proof

Dengan menambahkan social proof akan membantu Anda untuk meyakinkan audiens untuk percaya dengan kualitas produk.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran CPM mempunyai peran penting dalam iklan online. Tanpa menggunakan pengukuran CPM, Anda tidak bisa mengetahui keefektifan iklan yang Anda buat. Selain itu, penggunaan CPM bisa berguna untuk membandingkan platform beriklan yang lebih efektif.