Apa itu Orphaned Content dan Strategi Menyelesaikannya?

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Orphaned Content (konten tak bertautan) adalah pos artikel, halaman, tulisan dalam website atau blog yang tidak memiliki tautan masuk (indbound link) yang tertuju kepadanya. Ingin konten Anda ada di puncak SERP? Apabila demikian, orphaned content adalah salah satu halaman yang harus Anda tumpas.

Sudahkah Anda memahami tentangnya? Bagaimana bisa mempengaruhi hasil pencarian google? Jawabannya ada dalam artikel ini. Simak semuanya, yuk!

Apa itu orphaned content?

“Orphan” adalah kata bahasa Inggris untuk yatim piatu. Seperti namanya, konten anak yatim adalah konten yang tidak memiliki “orang tua”.

Apa yang dimaksud dengan “orang tua”? Kami akan menjelaskannya kepada Anda.

Anda pasti ingin Google melihat konten Anda. Ini adalah salah satu tujuan konten SEO. Jadi, Anda harus memberi tahu mesin pencari ini di mana item Anda berada. Salah satu caranya adalah dengan membuat internal link menuju konten tersebut.

Kehadiran internal link inilah yang dimaksud dengan “orang tua”. Dengan strategi ini, Google mengetahui lokasi konten Anda.

Mesin pencari tak sekedar tahu saja, lho. Kata Yoast, dengan memberikan “orang tua” ke konten, peluang Anda ada di atas SERP semakin besar.

Alasannya, ini memengaruhi penilaian artikel Anda. Jika sebuah halaman memiliki lebih banyak internal link, Google dapat memberi peringkat pada halaman tersebut sebagai hal yang penting.

Bukan cuma soal search engine saja. Pembaca juga bisa menemukannya saat membuka halaman Anda di internet. Dengan begitu, distribusi konten Anda jadi semakin efektif. Anda dapat menambahkan hal ini.

Apakah orphaned content tidak boleh ada?

Anda telah mengetahui definisi dari istilah content marketing ini. Lantas, apakah semua konten Anda harus ber-“orang tua”? Kata 3C Digital, ada beberapa pengecualian, lho. Misalnya, untuk halaman Kebijakan Privasi atau Syarat dan Ketentuan Penggunaan.

Mereka adalah salah satu bentuk orphaned content yang wajar. Alasanya, tak banyak artikel yang bisa Anda hubungkan dengan keduanya. Oleh karena itu, penggunaan internal link ke sana tak lazim dilakukan.

Ada pengecualian untuk jenis artikel lain. Anda tak perlu memberi “orang tua” untuk konten musiman. Misalnya, di tahun ini Anda menulis soal banjir bandang. Ini merupakan kejadian langka yang mungkin tak terulang lagi.

Benar saja di tahun berikutnya, informasi soal banjir bandang tak lagi relevan. Anda bisa membiarkannya tak punya “orang tua”. Artikel ber-“orang tua” adalah artikel yang Anda anggap penting. Semua bergantung pada konteks dan jenis dari konten Anda.

Srategi penyelesaian orphaned content

Anda telah memahami bahwa “orang tua” untuk konten harus dipikirkan. Lantas, bagaimana cara mencari konten yang tak punya “orang tua”? Anda tak mungkin mengecek artikel satu per satu. Terutama, untuk Anda yang sudah banyak konten. Tenang saja, ada strategi  untuk itu. Dirangkum dari Search Engine Journal, ini dia informasinya:

  • Identifikasi konten

Salah satu tujuan pemberantasan orphaned content adalah untuk memberi peringkat artikel Anda di Google. Oleh karena itu, coba lihat daftar konten yang diketahui mesin pencari ini. Anda dapat menggunakan alat pengindeksan. Salah satu yang bisa Anda pilih adalah ScreamingFog.

Setelah itu, gabungkan daftar konten yang Anda miliki. Jangan-jangan, ada konten yang tak bisa di-crawl oleh Google? Konten ini mungkin merupakan konten orphaned content. Jika itu yang terjadi, segera beri “orang tua” untuk halaman terkait, ya!

  • Cek lewat google analytics

Kemungkinan Google akan menemukan konten tanpa “orang tua” sangatlah rendah. Namun, ini bukan tidak mungkin. Oleh karena itu, Anda bisa memanfaatkan Google Analytics. Bisa saja, ada konten orphaned di sana. Namun, performanya masih belum maksimal.

Ingat, orphaned content adalah konten yang sulit ditemukan google. Oleh karena itu, konten yang tak punya banyak page view bisa jadi salah satunya. Idealnya, artikel terbawah Anda tak terlalu banyak. Lewat bantuan ini, Anda bisa mengeceknya satu per satu. Artikel mana yang ternyata orphaned? Anda tinggal memberikan “orang tua” untuknya.

Dengan demikian, informasi dari kami tentang orphaned content. Teliti lagi situs Anda. Lewat strategi ini, artikel Anda bisa dilirik oleh google. Artikel Anda pun bisa muncul sebagai konten pertama di dalam SERP. Apabila Anda ingin lebih lanjut mengetahui tentang kami Anda dapat mengunjungi akun media sosial kami.