Script Iklan Relatable: Menulis Cerita yang Dekat di Hati Audiens

Table of Contents

Dalam dunia periklanan digital yang semakin kompetitif, script iklan bukan hanya soal kata-kata yang disusun rapi Tetapi adalah jantung dari sebuah cerita yang bisa membuat penonton berhenti scrolling, menonton sampai akhir, bahkan membagikannya tanpa diminta. Terlebih di era media sosial, pendekatan script iklan yang relatable yang terasa nyata, dekat, dan menyentuh kehidupan audiens menjadi senjata paling ampuh untuk mencuri perhatian dan membangun kedekatan emosional dengan konsumen.

Script iklan relatable tidak harus selalu menyentuh atau dramatis. Ia bisa lucu, ringan, atau sederhana. Namun, kunci utamanya adalah relevansi. Ketika penonton merasa, “Ini gue banget,” maka iklan tersebut berhasil membangun jembatan emosi yang jauh lebih kuat daripada sekadar menyampaikan fitur produk. Artikel ini membahas bagaimana menciptakan script iklan yang relatable, mengapa penting, dan seperti apa contoh aplikasinya.

Baca juga: Iklan Relatable di Media Sosial: Menyentuh Hati, Bukan Sekadar Menjual

Mengapa Script Iklan Harus Relatable

Iklan adalah bentuk komunikasi. Dan komunikasi yang baik selalu dimulai dari pemahaman terhadap siapa yang diajak bicara. Dalam konteks media sosial, audiens bukan hanya pasif menonton. Mereka memilih konten, mengkritisi isi, dan menuntut kejujuran. Script iklan yang relatable bekerja karena ia menunjukkan bahwa brand benar-benar memahami kehidupan sehari-hari audiens, termasuk masalah kecil yang sering diabaikan.

Penonton media sosial tidak tertarik pada jargon atau narasi promosi yang kaku. Mereka ingin konten yang terasa seperti percakapan. Kemudian Mereka ingin melihat tokoh yang berpikir dan bertindak seperti mereka. Mereka ingin cerita yang mengangkat realita yang biasa mereka alami, baik itu soal pekerjaan, keluarga, percintaan, kesehatan mental, atau bahkan rutinitas sederhana seperti lupa membawa payung.

Script yang relatable juga membuka ruang empati. Ketika penonton merasa dikenali melalui cerita iklan, maka hubungan yang terbentuk bukan hanya soal produk, melainkan soal nilai, perasaan, dan pengalaman hidup yang sama.

foto seorang pengusaha muda yang bekerja di laptopnya di mejanya - orang menggunakan laptop potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Elemen Penting dalam Script Iklan Relatable

Langkah pertama dalam menulis script iklan yang relatable adalah memahami siapa target audiensnya. Ini mencakup usia, pekerjaan, rutinitas, masalah sehari-hari, hingga bahasa yang biasa mereka gunakan. Semakin rinci pemahaman ini, semakin mudah menulis naskah yang tepat sasaran.

Selanjutnya, pilih konflik yang sederhana namun bisa mewakili emosi yang besar. Misalnya, seorang anak yang kesulitan membagi waktu antara kerja dan merawat orang tuanya. Atau, seorang ibu yang merasa bersalah tidak bisa menghadiri pentas anaknya karena harus lembur. Konflik kecil seperti ini sering kali lebih mengena dibanding drama besar yang terlalu dibuat-buat.

Script iklan relatable juga membutuhkan tokoh yang manusiawi. Bukan sosok sempurna, melainkan karakter yang bisa salah, bingung, lelah, dan berpikir seperti orang pada umumnya. Penonton tidak mencari pahlawan. Mereka mencari cermin. Dan karakter yang terasa seperti “teman sendiri” akan membuat penonton lebih terlibat secara emosional.

Selain itu, dialog dalam script iklan relatable harus terasa natural. Hindari kalimat promosi yang terlalu mencolok. Gunakan bahasa sehari-hari, sesuaikan dengan platform dan segmentasi. Jika iklan tayang di TikTok, gaya bahasa bisa lebih santai dan spontan. Jika di YouTube, mungkin bisa sedikit lebih naratif. Intinya, buat dialog terasa seperti percakapan yang benar-benar bisa terjadi di dunia nyata.

Contoh Struktur Script Iklan Relatable

Agar lebih konkret, berikut ini gambaran struktur umum dari sebuah script iklan pendek yang relatable. Iklan ini bisa digunakan untuk media seperti Reels, TikTok, atau YouTube Shorts dengan durasi sekitar 30-60 detik.

Judul: “5 Menit Terlambat”

Scene 1 (Opening – Masalah):
Toko roti yang hampir tutup. Seorang pemuda tergesa masuk, tapi penjaga bilang mereka baru saja tutup. Raut wajah si pemuda kecewa, dia menunduk, lalu bilang, “Padahal udah janji buat bawain roti ini ke Mama…”

Scene 2 (Perjalanan Emosi):
Flashback ke pagi hari: sang ibu batuk-batuk di rumah, lalu bilang, “Kalo kamu lewat toko roti itu, Mama nitip roti pisang ya.” Anak mengangguk, tapi teralihkan kesibukan kerja.

Scene 3 (Solusi & Twist):
Penjaga toko akhirnya tersenyum, membuka kembali pintu, dan menyerahkan satu bungkus roti yang “tersisa buat kamu.” Pemuda itu terlihat lega dan terharu. Lalu ia berlari pulang.

Scene 4 (Penutup Emosional):
Di meja makan malam, sang ibu memakan rotinya perlahan. Kamera mendekat ke wajah anaknya yang hanya duduk diam, lalu tersenyum. Narasi muncul: “Kadang, yang bikin kita merasa pulang… cuma hal kecil yang kita ingat untuk orang yang kita sayang.”

Closing Tagline:
[Logo brand roti]  “Lebih dari sekadar rasa.”

Dalam contoh di atas, tidak ada promosi produk secara frontal. Yang ditekankan adalah emosi, pengalaman, dan nilai yang bisa membuat brand menjadi bagian dari cerita personal audiens. Inilah kekuatan dari script iklan relatable: menyentuh hati sebelum menyentuh dompet.

Script Relatable Tak Harus Melankolis

Meskipun banyak script relatable cenderung menyentuh emosi seperti haru atau nostalgia, bukan berarti semuanya harus bernada serius. Humor ringan yang berasal dari keseharian justru bisa menjadi senjata ampuh untuk menciptakan keterikatan.

Contoh lain:
Seorang mahasiswa berusaha menahan lapar di tengah kelas pagi, lalu perutnya bunyi keras saat dosen sedang menjelaskan. Semua orang menoleh. Ia tersenyum malu. Cut ke scene berikutnya: ia membuka aplikasi delivery makanan sambil berbisik, “Maafin aku, perut…”

Script iklan relatable juga dapat memanfaatkan latar lokal atau budaya tertentu untuk menciptakan kedekatan lebih dalam. Misalnya, penggunaan logat daerah, kebiasaan khas keluarga Indonesia, atau tradisi unik yang familiar bisa memperkuat koneksi emosional. Unsur ini membantu audiens merasa iklan tersebut benar-benar mewakili kehidupan mereka.

Cerita ini lucu karena banyak orang pernah mengalami momen serupa. Script seperti ini ringan, namun sangat relatable. Dan ketika brand bisa membuat audiens tertawa sambil berkata, “Itu gue banget,” maka mereka akan lebih mudah diingat.

Kesimpulan

Script iklan yang relatable bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang menjadi nyata. Ia berbicara dengan bahasa manusia, menyentuh hal-hal kecil yang sering kali terlupakan, dan menempatkan produk sebagai bagian dari solusi atau pelengkap cerita, bukan pusat cerita.

Dalam dunia media sosial yang bergerak cepat, pendekatan yang sederhana namun emosional justru lebih berdampak. Audiens tidak selalu ingat pesan produk, tapi mereka ingat bagaimana sebuah cerita membuat mereka merasa.

Menulis script iklan relatable adalah tentang mendengarkan, mengamati, dan menuliskan ulang kehidupan dengan jujur. Karena di balik setiap cerita kecil yang terasa familiar, ada kesempatan besar bagi brand untuk hadir bukan hanya sebagai produk, tapi sebagai bagian dari pengalaman hidup konsumennya.

Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.