Manajemen konten penting untuk dikuasai, terlebih di era yang marak konten creator dan berbisnis melalui sosial media atau website. Lalu, apa sih manajemen konten itu? Singkatnya, manajemen konten adalah proses penataan, pengaturan, dan pengelompokan konten sehingga bisa dipublikasikan, digunakan, dan disimpan datanya.
Apabila kita ingin mengetahui tentang manajemen konten atau content management di Google, mayoritas hasil pencarian akan menunjukkan artikel yang membahas tentang sistem manajemen konten atau sering disebut sebagai Content Management Sistem (CMS). CMS merupakan bagian dari manajemen konten, berupa sistem yang digunakan untuk mengelola konten. Pengelolaan konten meliputi mengumpulkan, mempublikasikan, dan menyimpan konten.
CMS berupa software yang digunakan untuk membantu pengolahan konten tersebut. software yang digunakan untuk sistem manajemen konten antara lain WordPress, Codelgniter, Drupal, Moodle, dan Joomla. Software ini akan mempermudah pengolahan konten, terutama untuk konten website.
Selain dibantu oleh sistem manajemen konten, sebagai pengelola website atau media sosial perlu memiliki ketrampilan manajemen konten, seperti perencanaan, pembuatan, publikasi, dan penataan isi website serta memperbarui konten media sosial. Nah, bagi kalian yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai apa itu manajemen konten, apa saja komponen manajemen konten, alur manajemen konten, dan jenis manajemen konten simak artikel berikut, ya!
Apa Manajemen Konten Itu?
Menurut beberapa pendapat, manajemen konten adalah rangkaian tahapan kerja berupa pengaturan, pengklasifikasian, dan penyusunan sumber daya informasi, sehingga dapat dikemas, diterbitkan, dan digunakan kembali apabila diperlukan. Informasi yang dikumpulkan, diolah, dan diunggah dapat berupa media apa pun.
Apabila kumpulan informasi tersebut dapat didapatkan melalui gawai, seperti komputer, handphone, dan laptop, maka disebut sebagai konten digital. Wujud konten digital bisa berupa teks, gambar, audio, dan video.
Komponen Manajemen Konten
Tentunya dalam mengumpulkan, mengolah, hingga mempublikasikan konten pada platform yang sudah ditentukan, membutuhkan beberapa komponen agar proses lebih mudah dan tertata. Berikut ini komponen manajemen konten yang diperlukan.
- Creator
Creator bertugas untuk merencanakan, membuat, dan mengedit konten yang ingin dipublikasikan. Seorang creator yang menciptakan tulisan berupa artikel untuk diunggah di website disebut sebagai content writer. Apabila untuk platform media sosial seperti Instagram dan Youtube, biasanya disebut sebagai content creator.
- Editor
Setelah creator selesai menciptakan sebuah konten, maka hasil karya tersebut diserahkan kepada editor. Editor bertugas untuk mengoreksi kesalahan penulisan, kata serapan, susunan kalimat, menyesuaikan pesan yang ingin disampaikan, dan gaya penyampaian.
- Penerbit
Apabila editor sudah selesai memperbaiki konten dan memastikan tidak ada kesalahan tulis atau susunan kalimat, kemudian akan menyerahkan konten kepada penerbit untuk mempublikasikan konten ke platform yang sudah ditentukan.
- Administrator
Administrator bertugas untuk mengelola kumpulan data konten, seperti mengelola izin akses ke folder penyimpanan agar keamanan kumpulan data tersebut terjamin keamanannya.
- Konsumen
Tentunya, sebuah konten akan berarti bila ada konsumen yang membaca, menonton, dan mengonsumsi konten setelah dipublikasikan. Apabila tidak ada konsumen yang tertarik untuk menonton, artinya ada kesalahan dalam proses perencanaan konten tersebut dan harus segera diperbaiki.
Proses Manajemen Konten
Sebuah konten yang berhasil diterbitkan melalui beberapa tahapan hingga akhirnya dinilai layak dan sudah memenuhi standar untuk bisa disebarkan kepada khalayak umum. Berikut ini proses manajemen konten.
- Organisasi
Di tahap organisasi menentukan konten jenis apa yang harus dibuat untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, website pendidikan ingin membuat konten yang mengedukasi pentingnya wajib belajar 9 tahun. Maka konten yang dibuat dapat berupa artikel yang membahas tentang isu putus sekolah akibat kemiskinan sehingga banyak yang tidak bisa menjalankan wajib belajar 9 tahun, disambung dengan akibat bila anak tidak menjalankan wajib belajar 9 tahun, dan diakhiri dengan solusi.
Berbeda lagi bila tujuan yang ingin dicapai untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa agar jumlah penjualan meningkat. Klasifikasi konten yang dibuat berupa keunggulan produk, harga terjangkau produk dibanding dengan produk yang sejenis, manfaat produk bagi konsumen, dan potongan harga bagi 50 pembeli pertama, misalnya. Dengan menentukan tujuan yang jelas, maka konten yang akan dibuat bisa dirancang dengan baik agar sesuai dengan target.
- Penciptaan
Setelah menuntukan tujuan sebuah konten, selanjutnya adalah penciptaan. Pada tahap penciptaan, konten akan dikembangkan sesuai tujuan tujuan dan konsep.
- Penyimpanan
Konten yang sudah dibuat akan disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan ditentukan berdasarkan kemudahan memperolehan informasi, publikasi, keamanan, dan faktor lain tergantung kebutuhan organisasi.
- Pengeditan
Setelah konten selesai dibuat, selanjutnya memasuki tahap pengeditan. Di tahap ini konten akan dikoreksi bila ditemukan kesalahan, atau penyampaian kurang sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan.
Selain itu, di tahap ini juga bisa digunakan untuk menciptakan konten menjadi beberapa versi. Misalnya, awalnya konten dibuat berupa artikel, kemudian dikonversi menjadi video yang lebih menarik para audiens. Pembuatan konten menjadi beberapa versi diperlukan, terlebih bila platform publikasi memiliki format konten yang berbeda.
- Penerbitan
Setelah konten dirasa sudah sesuai, selanjutnya konten akan memasuki tahap penerbitan. Di tahap ini konten akan disebar luaskan kepada pengguna atau audiens. Audiens yang dimaksud adalah orang-orang yang mengunjungi website, akun sosial media tempat konten dipublikasikan.
- Penghapusan atau Arsip
Konten yang sudah diterbitkan akan terus dipantau perkembangan dan jangkauan pengunjungnya. Ada beberapa topik konten yang memang tidak bisa terus sesuai dengan tren dan masa. Konten tersebut akan usang dan tidak relevan lagi. Oleh karena itu tindakan yang bisa dilakukan adalah melakukan penghapusan atau pengarsipan.
Apa perbedaan penghapusan dan pengarsipan? Penghapusan adalah menghapus konten hingga penyimpanan, sehingga baik pengunjung dan penerbit konten tidak bisa lagi melihat dan mengakses konten tersebut. Sedangkan, pengarsipan hanya menarik konten dari laman website atau platform sehingga pengunjung tidak bisa mengakses lagi. Namun, di penyimpanan konten tersebut masih tersimpan.
Dalam proses manajemen, sebuah laur kerja perlu ditentukan agar proses pembuatan konten tetap konsisten dan sesuai dengan aturan. Apabila alur kerja tidak ditentukan, kemungkinan akan terjadi tumpang tindih pembagian tugas dan konten tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Jenis Manajemen Konten Digital
Di era yang sudah serba digital ini, segalanya menjadi mudah termasuk untuk mempromosikan bisnis dan menyampaikan sebuah informasi kepada masyarakat. Para content creator bisa mengonsep, menciptakan, dan mengunggah konten ke platform yang sudah ditentukan. Konten yang diunggah dan bisa didapatkan melalui gawai dikategorikan sebagai konten digital. Berikut ini 4 jenis manajemen konten digital
- Sosial media
Manajemen sosial media adalah penggunaan alat untuk mempermudah pemasaran melalui sosial media agar lebih terstruktur dan terencana. Beberapa alat yang digunakan dalam pengelolaan media sosial antara lain BuzzSmo, HootSuite, Google Analytics, dan Sprout Social
- Website
Manajemen konten web adalah membuat, mengelolah, dan menampilkan konten pada halaman web. Sistem yang terdapat dalam manajemen konten web disebut sebagai Web Content Management Sistem (WCMS). WCMS membantu mengelola informasi digital yang tersimpan dalam situs web, meski kalian belum memiliki pengetahuan mengenai pemrograman web.
- Seluler
Sesuai dengan namanya, manajemen konten seluler merupakan manajemen yang berfokus pada pengolahan dan penyimpanan konten melalui smartphone dan tablet. Dengan adanya manajemen konten seluler, maka akan memberikan akses aman untuk data perusahaan karena komponen utamanya adalah untuk penyimpanan dan membagikan file.
- Perusahaan
Manajemen konten perusahaan memudahkan perusahaan untuk mengolah data secara efektif. Tujuan menggunakan manajemen ini adalah untuk memudahkan akses, menghilangkan hambatan, dan meminimalkan biaya operasional perusahaan.
Mempelajari manajemen konten sangatlah penting, terutama bagi para pengusaha. Memperlebar bisnis melaui ranah digital akan meningkatkan jumlah penjualan, namun dengan syarat bila konten yang digunakan sebagai sarana promosi sudah tepat dan sesuai dengan target pasar. Dengan mempelajari tentang manajemen konten, setidaknya bisa membantu proses perencanaan, pembuatan, pengolahan, pengumpulan, dan penyimpanan konten.
Namun, bila kalian membutuhkan manajemen konten website dan media sosial yang mudah tanpa perlu mempelajarinya terlebih dahulu, kalian bisa menggunakan jasa manajemen konten milik DIGIMA. DIGIMA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing. Pengelolaan konten yang terencana dapat meningkatkan bisnis secara signifikan dengan menjangkau target pasar yang luas dan spesifik. DIGIMA akan membantu pembuatan content marketing dan social media marketing untuk meningkatkan performa bisnis kalian.