Penggunaan Influencer Kecil (Nano-Influencers) dalam Pemasaran di Indonesia

Table of Contents

Dalam beberapa tahun terakhir, strategi pemasaran berbasis influencer telah mengalami perubahan besar. Jika dulu merek-merek besar berlomba-lomba bekerja sama dengan mega-influencer atau selebriti untuk memperluas jangkauan mereka, kini tren baru mulai berkembang, yaitu penggunaan nano-influencers. Di Indonesia, nano-influencers, dengan jumlah pengikut antara 1.000 hingga 10.000, menjadi strategi pemasaran yang efektif karena kedekatan mereka dengan audiens dan tingkat engagement yang lebih tinggi. Artikel ini akan membahas mengapa dan bagaimana bisnis di Indonesia dapat memanfaatkan nano-influencers dalam kampanye pemasaran mereka.

 

Penggunaan Influencer Kecil (Nano-Influencers) dalam Pemasaran di Indonesia

Baca juga : Strategi Pemasaran Berbasis Influencer Mikro di Indonesia

Apa Itu Nano Influencer?

Untuk memahami lebih dalam tentang peran nano-influencers dalam pemasaran, pertama-tama kita harus mengetahui definisi dan karakteristik dari jenis influencer ini. Nano influencer adalah individu dengan jumlah pengikut yang relatif kecil, biasanya berkisar antara 1.000 hingga 10.000 orang di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Meskipun jumlah pengikut mereka lebih sedikit dibandingkan mikro, makro, atau mega-influencers, nano-influencers memiliki daya tarik tersendiri. Mereka biasanya memiliki interaksi yang lebih personal dengan pengikutnya, sehingga menciptakan hubungan yang lebih erat dan autentik. Di Indonesia, nano-influencers banyak ditemukan di komunitas lokal dan niche yang spesifik, seperti hobi, makanan, fashion, atau lifestyle.

Mengapa Nano-Influencer Menjadi Pilihan di Indonesia?

Penggunaan nano-influencers semakin populer di kalangan merek-merek di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa jenis influencer ini menjadi strategi pemasaran di tanah air:

a. Tingkat Engagement yang Tinggi

Salah satu alasan utama mengapa nano-influencers menjadi pilihan yang efektif adalah karena mereka memiliki tingkat engagement yang tinggi. Audiens mereka cenderung lebih loyal dan terlibat secara aktif dalam konten yang diposting oleh influencer. Hal ini berbeda dengan mega-influencers yang sering kali memiliki audiens yang luas namun kurang terlibat. Di Indonesia, banyak nano-influencers dikenal secara lokal dan memiliki hubungan erat dengan pengikutnya, sehingga tingkat engagement-nya lebih tinggi.

b. Lebih Autentik dan Terpercaya

Nano-influencers biasanya dianggap lebih autentik dibandingkan influencer dengan pengikut yang lebih banyak. Karena jumlah pengikut mereka yang relatif kecil, mereka lebih mungkin dikenal secara pribadi oleh audiensnya. Hal ini membuat rekomendasi dari nano-influencers terasa lebih alami dan tidak dipengaruhi oleh motif komersial semata. Di Indonesia, di mana kepercayaan dan hubungan personal menjadi nilai yang sangat penting, merek-merek yang bekerja sama dengan nano-influencers cenderung mendapatkan citra yang lebih positif dan dipercaya oleh konsumen.

c. Biaya Lebih Rendah

Bekerja sama dengan mega-influencers atau selebriti sering kali membutuhkan biaya yang sangat besar. Menggunakan nano-influencers memungkinkan bisnis untuk melakukan kampanye pemasaran dengan anggaran yang lebih kecil namun tetap mendapatkan hasil yang signifikan. Di Indonesia, banyak usaha kecil dan menengah (UKM) mulai menyadari bahwa bekerja sama dengan beberapa nano-influencers bisa lebih efektif dan terjangkau daripada menghabiskan anggaran besar untuk satu influencer terkenal.

Tips Menggunakan Nano-Influencer dalam Kampanye

Menggunakan nano-influencers tidak hanya tentang menemukan influencer yang tepat, tetapi juga tentang bagaimana menjalankan kampanye yang strategis. Berikut beberapa cara untuk memanfaatkannya dalam pemasaran di Indonesia:

1. Identifikasi Influencer yang Relevan

Langkah pertama dalam menggunakan nano-influencers adalah memastikan bahwa mereka relevan dengan produk atau layanan yang dipromosikan. Relevansi ini penting agar pesan yang disampaikan lebih kredibel dan diterima dengan baik oleh audiens. Misalnya, merek kecantikan dapat bekerja sama dengan nano-influencers yang sering berbagi konten seputar makeup dan perawatan kulit di media sosial mereka. Di Indonesia, komunitas niche seperti kuliner, kecantikan, atau otomotif bisa menjadi target yang tepat untuk menemukan nano-influencers yang relevan.

2. Berikan Kebebasan Kreatif

Salah satu keunggulan bekerja dengan nano-influencers adalah kemampuan mereka untuk menciptakan konten yang terasa alami dan autentik. Oleh karena itu, memberikan kebebasan kreatif kepada mereka sangat penting agar pesan yang disampaikan tidak terlihat seperti iklan berlebihan. Nano-influencers biasanya memahami audiens mereka lebih baik, sehingga mereka tahu bagaimana cara menyampaikan pesan yang paling efektif. Di Indonesia, banyak nano-influencers berhasil menarik perhatian audiens dengan gaya konten yang informal dan personal.

3. Lakukan Kolaborasi Jangka Panjang

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh merek adalah hanya bekerja sama dengan influencer untuk kampanye jangka pendek. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, penting untuk membangun hubungan jangka panjang dengan nano-influencers. Kolaborasi jangka panjang ini memungkinkan mereka untuk benar-benar mengenal produk atau layanan yang dipromosikan, sehingga mereka dapat memberikan testimoni yang lebih mendalam dan meyakinkan. Di Indonesia, kerja sama jangka panjang juga membantu menciptakan citra merek yang konsisten di mata konsumen.

4. Gunakan Beberapa Nano Influencers

Salah satu strategi yang menarik dalam menggunakan nano-influencers adalah dengan bekerja sama dengan beberapa influencer sekaligus. Meskipun satu nano-influencer memiliki jangkauan yang terbatas, menggabungkan beberapa influencer dapat memperluas jangkauan kampanye. Di Indonesia, di mana populasi sangat beragam dan terdiri dari berbagai komunitas lokal, bekerja sama dengan beberapa nano-influencers dari berbagai daerah dapat membantu merek untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.

Studi Kasus dalam Penggunaannya

Salah satu contoh dalam penggunaannya dalam di Indonesia adalah kampanye oleh brand fashion lokal, Hijup. Hijup bekerja sama dengan sejumlah nano-influencers yang memiliki pengikut di komunitas hijabers lokal. Dengan cara ini, Hijup berhasil membangun kesadaran merek yang lebih personal dan dekat dengan konsumen. Nano-influencers memberikan ulasan yang jujur tentang produk Hijup, sehingga mampu menciptakan kepercayaan dan loyalitas konsumen yang lebih besar.

Contoh lain adalah Sociolla, sebuah platform kecantikan yang bekerja sama dengan nano-influencers untuk mempromosikan produk kecantikan mereka. Dengan memilih nano-influencers yang memiliki minat di bidang kecantikan, Sociolla mampu menarik perhatian audiens yang benar-benar relevan dengan produk mereka. Hasilnya, Sociolla berhasil meningkatkan penjualan secara signifikan tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk mega-influencers.

Tantangan dalam Menggunakan Kampanye

Meskipun penggunaan nano-influencers memiliki banyak keuntungan, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapannya:

  1. Mengukur Keberhasilan Kampanye: Salah satu tantangan dalam menggunakan nano-influencers adalah mengukur keberhasilan kampanye. Karena jumlah pengikut nano-influencers relatif kecil, dampak langsung pada penjualan mungkin tidak sebesar ketika menggunakan mega-influencers. Oleh karena itu, merek harus mengukur keberhasilan kampanye dengan menggunakan metrik yang lebih spesifik, seperti tingkat engagement, peningkatan kesadaran merek, atau pertumbuhan pengikut di media sosial.
  2. Kesulitan dalam Menemukan: Menemukan nano-influencers yang sesuai dengan merek dan target audiens bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama di Indonesia yang memiliki populasi dan budaya yang sangat beragam. Perlu waktu dan riset yang mendalam untuk menemukan influencer yang relevan dan memiliki audiens yang tepat.

Kesimpulan

Dengan perkembangan pemasaran digital, penggunaan nano-influencers di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Apa yang bisa kita harapkan di masa depan? Nano-influencers memiliki potensi besar dalam dunia pemasaran di Indonesia, terutama untuk merek-merek yang ingin membangun hubungan lebih dekat dengan konsumen. Keaslian, keterjangkauan, dan tingkat engagement yang tinggi membuat mereka menjadi aset berharga dalam strategi pemasaran modern. Di masa depan, kita dapat berharap bahwa penggunaan nano-influencers akan semakin meluas, dengan lebih banyak merek yang melihat potensi besar dalam bekerja sama dengan komunitas influencer kecil ini.

Baca juga : Pemasaran Melalui Influencer Parenting di Indonesia

Untuk pelaku usaha yang ingin meningkatkan presensi online dan pertumbuhan bisnisnya, DIGIMA hadir sebagai solusi digital marketing yang tepat. Kami menawarkan layanan lengkap, termasuk pembuatan konten berkualitas, mengoptimalkan landing page, dan produksi video pendek yang atraktif untuk mendukung pengembangan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi tim kami melalui Admin DIGIMA atau langsung DM via  instagram DIGIMA. Bersama DIGIMA, konsultasikan segala kebutuhan pemasaran digital bisnis Anda dan temukan strategi yang efektif bersama kami.