Merancang Produk Customer-Centric untuk Generasi Z

Table of Contents

Produk Fashion Customer-Centric

Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah menjadi konsumen yang sangat berpengaruh dalam pasar global. Menurut data dari McKinsey, generasi ini akan mewakili hampir 40% dari konsumen di seluruh dunia pada tahun 2025. Dengan akses yang luas terhadap teknologi dan informasi, mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap produk dan layanan. Perusahaan yang ingin berhasil perlu memahami karakteristik unik generasi ini dan merancang produk yang berfokus pada kebutuhan serta preferensi mereka. Artikel ini akan membahas strategi untuk merancang produk yang customer-centric (berfokus pada konsumen) bagi Generasi Z, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam proses tersebut.

Baca juga: Pengalaman Pelanggan di Layanan Streaming

Memahami Karakteristik Generasi Z

Sebelum merancang produk, penting untuk memahami apa yang memotivasi Generasi Z. Beberapa karakteristik utama dari generasi ini meliputi:

1. Keterhubungan Digital

Generasi Z adalah “digital natives”. Mereka tumbuh dengan teknologi, media sosial, dan internet. Mereka mengandalkan platform digital untuk mencari informasi, berinteraksi dengan merek, dan membuat keputusan pembelian. Menurut laporan dari Pew Research Center, 95% dari generasi ini memiliki akses ke smartphone, yang menjadikan mereka sangat terhubung dengan dunia luar.

2. Kesadaran Sosial

Generasi Z sangat peduli terhadap isu sosial dan lingkungan. Mereka lebih cenderung memilih merek yang memiliki nilai dan komitmen terhadap keberlanjutan, keberagaman, dan keadilan sosial. Sebuah studi dari DoSomething Strategic menunjukkan bahwa 76% generasi ini percaya bahwa perusahaan harus berkomitmen pada tanggung jawab sosial.

3. Pengalaman yang Personalisasi

Generasi ini menghargai pengalaman yang unik dan personal. Mereka lebih suka produk dan layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Penelitian oleh Deloitte menunjukkan bahwa 1 dari 3 konsumen generasi Z merasa bahwa pengalaman personalisasi sangat penting dalam keputusan pembelian mereka.

4. Ketulusan dan Transparansi

Generasi Z menginginkan keterbukaan dari merek yang mereka dukung. Mereka cenderung menghindari merek yang terlihat tidak jujur atau menipu. Sebuah survei oleh Edelman menemukan bahwa 57% generasi ini bersedia untuk membeli produk dari merek yang mereka anggap transparan dalam operasi dan komunikasinya.

5. Kecenderungan Berbagi

Generasi Z juga memiliki kecenderungan untuk berbagi pengalaman mereka secara online, baik melalui ulasan, blog, maupun media sosial. Mereka sering mencari ulasan dari teman atau influencer sebelum membuat keputusan pembelian, sehingga penting bagi merek untuk menciptakan pengalaman positif yang dapat diunggah dan dibagikan.

Langkah-langkah Merancang Produk Customer-Centric

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk merancang produk customer-centric bagi Generasi Z:

1. Lakukan Riset Pasar yang Mendalam

Untuk memahami kebutuhan dan preferensi Generasi Z, perusahaan perlu melakukan riset pasar yang mendalam. Metode seperti survei, wawancara, dan grup fokus dapat membantu mengumpulkan data tentang perilaku, nilai, dan harapan konsumen. Penting juga untuk memanfaatkan analisis data dari media sosial untuk mengetahui tren dan opini terkini di kalangan generasi ini. Misalnya, menggunakan alat analisis media sosial untuk melacak hashtag populer atau tren yang sedang viral dapat memberikan wawasan berharga tentang apa yang diminati oleh Generasi Z.

2. Fokus pada Personalisasi

Generasi Z menginginkan produk yang dapat disesuaikan dengan preferensi mereka. Perusahaan dapat menawarkan opsi kustomisasi, seperti pilihan warna, ukuran, atau fitur. Misalnya, merek kosmetik dapat memungkinkan konsumen untuk memilih formula atau warna yang sesuai dengan kebutuhan kulit mereka. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kepuasan konsumen tetapi juga menciptakan ikatan emosional antara merek dan pelanggan. Merek fashion juga bisa menerapkan sistem pre-order atau made-to-order untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih personal.

3. Terapkan Teknologi Canggih

Teknologi memainkan peran penting dalam pengalaman konsumen. Perusahaan harus memanfaatkan teknologi canggih seperti augmented reality (AR) dan artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan interaksi dengan produk. Misalnya, aplikasi AR dapat memungkinkan pengguna untuk mencoba produk secara virtual sebelum membeli. Ini tidak hanya menciptakan pengalaman yang menarik tetapi juga mengurangi risiko bagi konsumen. Dengan memanfaatkan AI, perusahaan dapat menganalisis perilaku pembelian dan memberikan rekomendasi produk yang relevan, sehingga meningkatkan kemungkinan konversi.

4. Berkolaborasi dengan Influencer dan Merek Lain

Generasi Z sangat terpengaruh oleh opini dan rekomendasi dari influencer di media sosial. Kolaborasi dengan influencer yang relevan dapat membantu merek menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun kepercayaan. Selain itu, kolaborasi dengan merek lain yang memiliki nilai dan visi yang sama dapat menciptakan produk yang lebih menarik dan relevan bagi konsumen. Misalnya, merek fashion dapat bekerja sama dengan influencer untuk menciptakan koleksi khusus yang mencerminkan gaya dan nilai generasi ini.

5. Menekankan Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial

Generasi Z peduli dengan isu lingkungan dan sosial. Merek yang mengintegrasikan keberlanjutan dalam produk mereka dan menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial akan lebih menarik bagi generasi ini. Misalnya, menggunakan bahan daur ulang, mengurangi kemasan plastik, atau mendukung inisiatif sosial dapat meningkatkan daya tarik produk. Selain itu, transparansi dalam rantai pasokan juga sangat penting. Konsumen ingin tahu dari mana produk berasal dan bagaimana proses produksinya berdampak pada lingkungan.

6. Ciptakan Komunitas di Sekitar Merek

Membangun komunitas di sekitar merek dapat membantu menciptakan loyalitas di kalangan Generasi Z. Perusahaan dapat menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan konsumen, mendengarkan masukan mereka, dan melibatkan mereka dalam pengembangan produk. Dengan menciptakan ruang bagi konsumen untuk berbagi pengalaman dan saran, merek dapat membangun hubungan yang lebih dalam dengan audiens mereka. Merek juga bisa mengadakan acara atau lokakarya untuk melibatkan konsumen secara langsung, memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam komunitas dan membangun ikatan yang lebih kuat.

7. Uji Produk dan Dapatkan Umpan Balik

Setelah produk dirancang, penting untuk melakukan uji coba produk dan mendapatkan umpan balik dari Generasi Z. Metode seperti beta testing atau peluncuran produk terbatas dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan produk sebelum diluncurkan secara luas. Mendengarkan umpan balik konsumen dan membuat penyesuaian berdasarkan masukan tersebut adalah kunci untuk memastikan produk memenuhi ekspektasi mereka. Menggunakan survei dan platform umpan balik dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana produk diterima oleh target pasar.

8. Kampanye Pemasaran yang Relevan

Setelah produk diluncurkan, penting untuk menjalankan kampanye pemasaran yang relevan dan menarik bagi Generasi Z. Memanfaatkan media sosial, konten video, dan strategi pemasaran berbasis pengalaman dapat membantu merek menjangkau audiens ini secara efektif. Menciptakan konten yang mengedukasi dan menghibur, serta menggunakan platform yang populer di kalangan Generasi Z, seperti TikTok dan Instagram, dapat meningkatkan visibilitas produk dan menciptakan buzz di sekitar merek.

Tantangan dalam Merancang Produk untuk Generasi Z

Walaupun ada banyak peluang dalam merancang produk untuk Generasi Z, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah sifat cepat berubah dari preferensi konsumen generasi ini. Apa yang populer hari ini mungkin tidak relevan besok. Oleh karena itu, perusahaan harus tetap fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan tren. Selain itu, dengan banyaknya pilihan yang tersedia, perusahaan juga harus bersaing tidak hanya dengan merek lain, tetapi juga dengan start-up baru yang muncul.

Baca juga: Personalisasi dalam Industri Musik

Kesimpulan

Merancang produk customer-centric untuk Generasi Z adalah tantangan yang memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik dan preferensi mereka. Dengan melakukan riset pasar yang mendalam, menawarkan personalisasi, menerapkan teknologi canggih, serta berkomitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat menciptakan produk yang tidak hanya menarik tetapi juga relevan bagi generasi ini. Membangun hubungan yang kuat dengan konsumen melalui keterlibatan dan transparansi akan memastikan keberhasilan jangka panjang dalam pasar yang semakin kompetitif. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat menjawab kebutuhan Generasi Z dan menciptakan pengalaman yang tidak hanya memenuhi harapan mereka, tetapi juga melampaui ekspektasi. Di era di mana konsumen memiliki lebih banyak kekuatan daripada sebelumnya, merancang produk yang benar-benar customer-centric menjadi suatu keharusan bagi setiap merek yang ingin bertahan dan berkembang.

Untuk pelaku usaha yang ingin meningkatkan presensi online dan pertumbuhan bisnisnya, DIGIMA hadir sebagai solusi digital marketing yang tepat. Kami menawarkan layanan lengkap, termasuk pembuatan konten berkualitas, mengoptimalkan landing page, dan produksi video pendek yang atraktif untuk mendukung pengembangan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi tim kami melalui Admin DIGIMA atau langsung DM via  instagram DIGIMA. Bersama DIGIMA, konsultasikan segala kebutuhan pemasaran digital bisnis Anda dan temukan strategi yang efektif bersama kami.