Ads dengan gaya percakapan, Di tengah banjir informasi yang terus membanjiri ruang digital setiap harinya, perhatian audiens menjadi semakin terbagi dan terbatas. Konsumen masa kini tidak lagi tertarik dengan pendekatan iklan yang terlalu formal, kaku, atau terasa seperti “jualan” semata. Mereka lebih menghargai pendekatan yang terasa personal, ringan, dan seolah-olah sedang berbicara langsung dengan mereka. Dalam konteks ini, ads dengan gaya percakapan menjadi strategi yang semakin banyak diterapkan oleh brand untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dan otentik dengan audiensnya.
Gaya percakapan dalam iklan digital mengandalkan narasi yang bersifat santai, akrab, dan menyerupai interaksi sehari-hari. Alih-alih menyampaikan pesan secara sepihak, iklan jenis ini membangun pengalaman yang terasa seperti obrolan dua arah, seolah brand hadir sebagai teman, bukan penjual. Artikel ini akan membahas bagaimana gaya percakapan dalam ads dapat meningkatkan efektivitas komunikasi pemasaran, menciptakan engagement yang lebih dalam, serta strategi penerapannya dalam berbagai platform digital.
Baca juga: Optimalkan Kampanye Digital Iklan dengan tampilan mobile-first
Kelebihan Ads dengan Gaya Percakapan dalam Menarik Perhatian
Salah satu tantangan terbesar dalam dunia periklanan digital adalah merebut perhatian dalam hitungan detik. Gaya percakapan menawarkan pendekatan yang jauh lebih humanis dan mudah diterima oleh audiens, terutama generasi muda yang lebih sensitif terhadap gaya komunikasi yang berlebihan atau terlalu komersial. Dalam iklan yang terasa seperti percakapan, pengguna cenderung merasa lebih nyaman dan terbuka terhadap pesan yang disampaikan.
Sebagai contoh, perbedaan antara “Dapatkan diskon 50% sekarang juga!” dengan “Eh, kamu suka diskon? Nih, ada 50% buat kamu hari ini!” terasa jelas. Kalimat kedua terasa lebih ramah, mengundang, dan menyampaikan kesan bahwa brand peduli dan memahami bahasa audiensnya. Pendekatan ini menciptakan kesan bahwa brand hadir bukan hanya untuk menjual, tetapi juga untuk berkomunikasi dan membangun relasi.
Selain itu, gaya percakapan juga memiliki kemampuan untuk membangun kedekatan emosional. Ketika audiens merasa sedang diajak ngobrol, bukan diperintah atau dibombardir, mereka akan lebih cenderung untuk merespons secara positif. Ini berlaku baik untuk konten dalam bentuk teks, video, maupun audio.
Membangun Kepercayaan Melalui Nada dan Bahasa yang Akrab
Kepercayaan merupakan kunci utama dalam hubungan antara brand dan konsumen. Ads dengan gaya percakapan secara alami menciptakan suasana yang lebih rileks dan tidak mengintimidasi, sehingga audiens merasa lebih mudah untuk mempercayai pesan yang disampaikan. Nada bicara yang hangat, bahasa sehari-hari yang tidak kaku, serta penggunaan ungkapan yang familiar di telinga audiens bisa menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan tersebut.
Misalnya, alih-alih menggunakan kalimat teknis seperti “Produk ini telah teruji secara klinis dan efektif dalam meningkatkan kinerja kulit,” pendekatan percakapan akan memilih ungkapan seperti “Kamu tahu nggak? Banyak yang udah coba serum ini dan bilang kulit mereka jadi lebih cerah dan lembap dalam seminggu!” Kalimat seperti ini terasa lebih natural, relatable, dan tidak memaksa audiens untuk menerima pesan secara mentah-mentah.
Keakraban bahasa juga bisa menciptakan kesan bahwa brand memahami konteks dan kehidupan sehari-hari audiensnya. Ini membuat iklan terasa lebih personal dan tidak seperti komunikasi dari atas ke bawah. Bahkan, dalam beberapa kasus, gaya percakapan dapat membuat brand terdengar seperti sosok yang bisa diajak berdiskusi, bukan hanya penjual yang ingin keuntungan.
Memicu Interaksi yang Lebih Aktif
Ads dengan gaya percakapan cenderung mendorong lebih banyak interaksi. Karena bersifat seperti obrolan, iklan ini seringkali mengandung pertanyaan atau ajakan yang mendorong audiens untuk merespons, baik dalam bentuk komentar, klik, atau reaksi lainnya. Misalnya, iklan bisa dimulai dengan pertanyaan sederhana seperti “Kamu termasuk tim kopi pagi atau teh sore?” lalu diikuti dengan penawaran produk yang relevan.
Model komunikasi seperti ini membuat audiens merasa pendapat mereka penting dan dihargai. Dalam media sosial, iklan yang memicu respons umumnya mendapat engagement yang lebih tinggi, karena platform seperti Instagram, Facebook, atau TikTok memprioritaskan konten yang mengundang interaksi dalam algoritma mereka.
Keterlibatan yang tinggi ini bukan hanya meningkatkan visibilitas iklan, tetapi juga memperluas jangkauan secara organik. Saat seseorang berinteraksi dengan iklan, besar kemungkinan teman atau pengikutnya juga akan melihat interaksi tersebut. Efek domino ini tentu sangat menguntungkan bagi kampanye digital yang bertujuan meningkatkan awareness dan engagement.
Personalisasi Melalui Gaya Bahasa
Salah satu kekuatan dari gaya percakapan adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan bahasa dengan target audiens. Brand bisa menyesuaikan cara bicara berdasarkan demografi, budaya, hingga minat audiens yang dituju. Misalnya, untuk audiens Gen Z, penggunaan bahasa gaul, emoji, atau referensi pop culture bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun koneksi. Sebaliknya, untuk segmen profesional, gaya percakapan bisa tetap digunakan namun dengan pilihan kata yang lebih sopan dan relevan dengan konteks mereka.
Pendekatan ini memungkinkan iklan terasa lebih relevan dan personal, yang pada akhirnya memperbesar peluang konversi. Orang cenderung lebih tergerak untuk merespons ketika merasa pesan yang mereka terima memang ditujukan langsung kepada mereka, bukan generik dan ditujukan untuk siapa saja.
Dalam praktiknya, copywriter harus melakukan riset menyeluruh terhadap karakteristik audiens sebelum menentukan gaya bahasa yang akan digunakan. Gaya percakapan bukan hanya soal menulis seperti sedang ngobrol, tetapi juga mencerminkan pemahaman mendalam terhadap siapa yang sedang diajak bicara.
Platform yang Cocok untuk Ads Gaya Percakapan
Tidak semua media cocok untuk semua jenis iklan, dan begitu juga dengan gaya percakapan. Namun, ada sejumlah platform digital yang sangat ideal untuk penerapan gaya ini. Media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook adalah yang paling sering digunakan karena memang mengandalkan interaksi langsung dengan pengguna. Format story, reels, atau tweet promosi sangat memungkinkan penggunaan bahasa sehari-hari yang ringan dan santai.
Selain itu, aplikasi perpesanan seperti WhatsApp Business atau chatbot dalam website juga menjadi tempat strategis untuk menerapkan gaya percakapan. Melalui interaksi langsung satu lawan satu, brand dapat menyampaikan pesan promosi sekaligus membangun kepercayaan melalui percakapan alami. Email marketing juga bisa memanfaatkan gaya ini untuk menyampaikan pesan dalam bentuk surat pribadi, bukan email otomatis yang terasa kaku.
Untuk platform seperti YouTube atau podcast, gaya percakapan bisa diimplementasikan dalam bentuk narasi yang terdengar seperti cerita, bukan skrip iklan biasa. Pendekatan ini menjadikan iklan terasa seperti bagian dari konten, bukan interupsi, sehingga audiens cenderung lebih terbuka untuk mendengarkannya.
Tantangan dalam Menerapkan Gaya Percakapan
Meski menawarkan banyak keunggulan, ads dengan gaya percakapan juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah menjaga keseimbangan antara gaya santai dan kejelasan pesan. Terlalu informal bisa membuat pesan menjadi tidak jelas atau kurang profesional. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batas yang tepat antara gaya percakapan dengan esensi pesan yang ingin disampaikan.
Selain itu, gaya percakapan membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap audiens. Kesalahan dalam memilih gaya bahasa bisa membuat brand terkesan memaksakan diri atau tidak autentik. Misalnya, penggunaan slang atau istilah kekinian yang tidak sesuai dengan konteks bisa membuat audiens merasa brand sedang mencoba terlalu keras untuk “nyambung” padahal hasilnya canggung.
Kesimpulan
Dalam lanskap digital yang semakin padat dan kompetitif, brand perlu mencari cara untuk lebih dekat dengan audiens mereka. Ads dengan gaya percakapan menjadi jawaban yang efektif karena menggabungkan unsur humanis, personal, dan relevan dalam satu pendekatan. Gaya ini tidak hanya membantu menyampaikan pesan dengan cara yang lebih menyenangkan, tetapi juga membangun koneksi emosional yang menjadi fondasi hubungan jangka panjang antara brand dan konsumen.
Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada pemahaman mendalam terhadap karakter audiens, kemampuan menulis yang natural dan otentik, serta konsistensi dalam komunikasi lintas platform. Dengan penerapan yang tepat, gaya percakapan dapat mengubah iklan dari sekadar pesan promosi menjadi obrolan hangat yang ditunggu-tunggu oleh audiens.
Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.