Industri fashion adalah salah satu industri yang sangat kompetitif dan dinamis, di mana tren berubah dengan cepat dan selera konsumen terus berkembang. Pendekatan customer-centric menempatkan pelanggan di pusat strategi bisnis, memastikan bahwa setiap keputusan, dari desain hingga layanan, didasarkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam industri fashion, pendekatan sangat penting untuk menciptakan hubungan yang lebih mendalam dengan konsumen, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan memperkuat posisi merek di pasar yang sangat kompetitif. Artikel ini akan membahas bagaimana pendekatan customer-centric dapat diterapkan dalam industri fashion dan bagaimana hal ini berperan penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi konsumen.
Baca juga : Pemasaran Produk Lokal Customer-Centric
Pentingnya Customer-Centric di Industri Fashion
Industri fashion adalah industri yang sangat didorong oleh preferensi konsumen. Setiap perubahan dalam tren atau selera konsumen dapat mempengaruhi penjualan dan keberhasilan suatu merek. Brand yang fokus pada pelanggan dapat dengan cepat merespons perubahan tren dan memberikan produk yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.
Dalam industri fashion yang sering kali digerakkan oleh tren musiman dan inovasi desain, pendekatan customer-centric memungkinkan merek untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan penawaran produk mereka. Ini juga membantu dalam memahami pasar yang lebih baik dan menciptakan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, yang pada akhirnya meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan.
Cara Efektif dalam Menerapkannya
Berikut dibawah ini bagaimana cara customer-centric di industri fashion diterapkan:
1. Personalisasi Produk dan Pengalaman Pelanggan
Salah satu cara paling efektif untuk menerapkan pendekatan customer-centric di industri fashion adalah dengan menawarkan produk yang dipersonalisasi. Personalisasi menjadi semakin penting karena konsumen modern mencari pengalaman belanja yang unik dan sesuai dengan identitas pribadi mereka. Dalam dunia fashion, hal ini dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Seperti menawarkan produk kustomisasi, ukuran yang sesuai dengan preferensi individu, hingga koleksi yang dirancang untuk segmen pasar yang sangat spesifik.
Sebagai contoh, beberapa merek fashion besar telah mulai menawarkan opsi untuk menyesuaikan warna, bahan, atau detail pada produk seperti sepatu dan pakaian. Ini memberikan pelanggan kebebasan untuk mengekspresikan gaya pribadi mereka dan meningkatkan keterlibatan mereka dengan merek. Selain itu, personalisasi juga bisa meluas ke pengalaman belanja, dengan menawarkan rekomendasi produk yang disesuaikan berdasarkan preferensi atau riwayat belanja pelanggan.
Personalisasi tidak hanya memberikan nilai tambah bagi konsumen, tetapi juga membantu merek dalam memahami pola perilaku konsumen dengan lebih baik. Dengan menganalisis data yang dikumpulkan dari personalisasi produk dan interaksi pelanggan, perusahaan fashion dapat terus memperbaiki penawaran mereka dan tetap relevan dengan tren pasar.
2. Pengalaman Belanja Omnichannel
Dengan perkembangan teknologi, pelanggan saat ini mengharapkan pengalaman belanja yang mulus di berbagai platform. Pengalaman belanja omnichannel mengacu pada kemampuan untuk berbelanja melalui berbagai saluran seperti toko fisik, situs web, aplikasi seluler, dan media sosial. Dalam industri fashion, hal ini menjadi sangat penting karena konsumen ingin dapat beralih antara platform online dan offline tanpa hambatan.
Brand fashion yang harus memastikan bahwa mereka menyediakan pengalaman belanja yang lancar di semua saluran ini. Misalnya, konsumen harus dapat melihat ketersediaan stok di toko fisik melalui aplikasi atau situs web. Mereka juga harus dapat melakukan pembelian secara online dan mengambil barang di toko fisik (buy online, pick up in-store atau BOPIS). Selain itu, mereka harus dapat dengan mudah mengembalikan atau menukar barang melalui saluran yang mereka pilih.
3. Layanan Pelanggan yang Proaktif dan Responsif
Layanan pelanggan yang baik adalah salah satu pilar utama dari pendekatan customer-centric. Dalam industri fashion, di mana kepuasan konsumen sangat erat kaitannya dengan kualitas produk dan layanan. Layanan pelanggan yang proaktif dan responsif dapat menjadi faktor pembeda antara merek yang sukses dan yang tidak.
Fashion adalah industri yang sering kali bergantung pada persepsi konsumen tentang merek, dan pengalaman negatif dengan layanan pelanggan dapat dengan cepat merusak reputasi merek. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa tim layanan pelanggan mereka dilatih dengan baik. Dengan dapat memberikan solusi dengan cepat, dan proaktif dalam menangani keluhan atau masalah yang mungkin timbul. Sebagai contoh, jika ada masalah dengan pengiriman atau kualitas produk. Tim layanan pelanggan harus segera menghubungi konsumen, menawarkan solusi, dan memastikan masalah tersebut diselesaikan dengan baik.
4. Menggunakan Data Pelanggan untuk Peningkatan Produk
Data pelanggan adalah aset berharga bagi perusahaan fashion yang ingin menerapkan pendekatan customer-centric. Melalui analisis data, perusahaan dapat memahami preferensi konsumen, tren pembelian, dan pola perilaku yang dapat membantu dalam mengembangkan produk yang lebih relevan. Data pelanggan dapat mencakup informasi tentang ukuran, warna yang paling diminati, hingga bahan yang paling sering dipilih oleh konsumen.
Data pelanggan juga membantu dalam memahami segmen pasar mana yang paling membutuhkan perhatian lebih. Dengan mengetahui segmen pelanggan yang paling sering berbelanja atau pelanggan setia yang selalu membeli koleksi terbaru. Perusahaan dapat merancang program loyalitas yang tepat atau mengirimkan penawaran khusus yang relevan.
5. Menjadikan Sustainability sebagai Bagian
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak konsumen yang peduli tentang keberlanjutan (sustainability) dan dampak lingkungan dari produk fashion yang mereka beli. Oleh karena itu, perusahaan fashion yang customer-centric harus mempertimbangkan elemen keberlanjutan dalam pengembangan produk mereka.
Banyak merek fashion besar dan kecil telah mulai mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan, seperti menggunakan bahan daur ulang, mengurangi limbah produksi, dan memastikan rantai pasokan yang berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga memenuhi harapan konsumen yang semakin peduli dengan masalah lingkungan. Merek dapat menarik lebih banyak konsumen yang peduli akan lingkungan dan memperkuat reputasi mereka di pasar.
6. Membangun Program yang Menarik
Loyalitas pelanggan adalah salah satu tujuan utama dari pendekatan customer-centric. Dalam industri fashion, di mana persaingan sangat ketat dan konsumen mudah beralih ke merek lain, membangun loyalitas pelanggan sangatlah penting. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan loyalitas adalah melalui program loyalitas yang menarik.
Program loyalitas yang efektif dapat mencakup penawaran diskon khusus untuk pelanggan setia, akses eksklusif ke koleksi baru, hingga pengalaman belanja VIP. Merek fashion yang ingin mempertahankan pelanggan harus selalu mencari cara untuk membuat pelanggan merasa dihargai dan diberi penghargaan atas kesetiaan mereka.
Merek dapat memanfaatkan data yang dikumpulkan dari program loyalitas untuk lebih memahami preferensi pelanggan dan menawarkan produk yang lebih relevan. Ini juga dapat menciptakan hubungan yang lebih personal antara merek dan pelanggan. Di mana pelanggan merasa bahwa kebutuhan dan preferensi mereka benar-benar diperhatikan.
Apa tren fashion yang paling relevan saat ini?
Saat ini, tren fashion yang paling relevan di tahun 2024 mencerminkan keseimbangan antara kenyamanan, gaya klasik, dan keberlanjutan. Berikut beberapa tren utama yang sedang mendominasi:
- Denim dengan Gaya Baru: Denim kembali menjadi bahan utama dalam berbagai gaya musim semi/musim panas 2024. Namun, variasinya kali ini lebih segar dengan interpretasi baru seperti potongan longgar dan cuffing yang kreatif. Gaya denim “oversized” juga mendominasi, dengan sentuhan kasual namun tetap stylish.
- The Extraordinary Everyday: Tren ini adalah tentang membuat pakaian sehari-hari terlihat luar biasa. Fokus pada pakaian yang sederhana namun dirancang dengan kualitas tinggi dan potongan yang sempurna menjadi inti dari tren ini. Desainer seperti Stella McCartney dan Givenchy membawa estetika “less is more”. Dengan potongan-potongan sederhana namun elegan, menciptakan gaya yang minimalis namun mewah.
- Palet Warna Biru Langit: Biru langit menjadi warna dominan di runway musim semi/musim panas 2024. Warna ini memberikan sentuhan yang segar dan menenangkan, dengan desainer seperti Versace dan Alberta Ferretti memadukan warna biru muda dengan palet netral lainnya. Popularitas warna ini juga terlihat dari lonjakan pencarian dan penjualan item fesyen berwarna biru di berbagai platform belanja.
Kesimpulan
Menjadi customer-centric di industri fashion bukan hanya tentang menjual pakaian atau aksesori, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang lebih mendalam dengan konsumen. Dengan personalisasi produk, layanan pelanggan yang responsif, penggunaan data pelanggan yang cerdas, dan komitmen terhadap keberlanjutan. Merek fashion dapat menawarkan pengalaman yang lebih relevan dan menarik bagi konsumen. Pada akhirnya, dapat membantu perusahaan fashion membangun loyalitas pelanggan, meningkatkan penjualan, dan mempertahankan posisi mereka dalam pasar yang terus berubah.
Baca juga : Pentingnya User Experience (UX)
Untuk pelaku usaha yang ingin meningkatkan presensi online dan pertumbuhan bisnisnya, DIGIMA hadir sebagai solusi digital marketing yang tepat. Kami menawarkan layanan lengkap, termasuk pembuatan konten berkualitas, mengoptimalkan landing page, dan produksi video pendek yang atraktif untuk mendukung pengembangan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi tim kami melalui Admin DIGIMA atau langsung DM via instagram DIGIMA. Bersama DIGIMA, konsultasikan segala kebutuhan pemasaran digital bisnis Anda dan temukan strategi yang efektif bersama kami.