Iklan yang Relatable: Strategi Membangun Kedekatan Emosional dengan Audiens

Table of Contents

Ads Marketing Company

Dalam dunia pemasaran digital yang semakin kompetitif, keberhasilan iklan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar anggaran yang dikeluarkan, tetapi juga oleh seberapa dekat iklan tersebut dengan audiensnya. Di sinilah konsep relatable ads atau iklan yang relatable berperan penting. Iklan jenis ini mampu menyentuh sisi emosional penonton karena menggambarkan pengalaman, kebiasaan, atau perasaan yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Iklan yang relatable tidak sekadar menjual produk, tetapi membangun koneksi manusiawi antara merek dan konsumen. Audiens tidak hanya melihat iklan tersebut sebagai promosi, melainkan sebagai cerminan dari diri mereka sendiri. Dalam konteks ini, relatability menjadi kunci utama dalam menciptakan kepercayaan, loyalitas, dan kesan yang mendalam.

Mengapa Relatability Penting dalam Iklan Digital

Audiens masa kini sudah sangat jenuh dengan iklan yang bersifat langsung menjual atau hard selling. Mereka cenderung melewati iklan yang terasa kaku dan tidak relevan dengan kehidupan mereka. Oleh karena itu, iklan yang relatable hadir sebagai solusi untuk menembus kejenuhan tersebut dengan menawarkan pendekatan yang lebih personal dan autentik.

Sebuah iklan dianggap berhasil ketika audiens merasa, “Wah, ini banget gue!” — sebuah reaksi spontan yang menunjukkan adanya kedekatan emosional. Iklan seperti ini menimbulkan rasa nyaman karena menggambarkan realitas tanpa berlebihan. Ketika konsumen melihat dirinya sendiri dalam cerita iklan, maka mereka lebih mudah percaya dan tergerak untuk mencoba produk yang ditawarkan.

Selain itu, iklan yang relatable juga memiliki efek viral yang tinggi di media sosial. Orang cenderung membagikan konten yang mewakili perasaan atau pengalaman mereka. Dengan kata lain, relatability tidak hanya meningkatkan engagement tetapi juga memperluas jangkauan pesan secara organik tanpa biaya tambahan yang besar.

Baca Juga: Iklan Gabung Konten Edukasi: Strategi Cerdas Membangun Nilai dan Kepercayaan Konsumen

Unsur Emosi dan Cerita dalam Iklan Relatable

Kekuatan utama dari iklan yang relatable terletak pada kemampuan untuk bercerita. Cerita yang sederhana, jujur, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari sering kali lebih berkesan daripada iklan dengan efek visual yang rumit. Misalnya, iklan minuman yang menampilkan momen sederhana seperti berkumpul bersama teman di sore hari bisa jauh lebih menyentuh daripada sekadar menampilkan produk secara langsung.

Emosi juga menjadi elemen penting dalam menciptakan koneksi. Iklan yang memunculkan rasa bahagia, nostalgia, haru, atau bahkan tawa ringan memiliki potensi besar untuk melekat di benak audiens. Pendekatan emosional ini membantu merek menembus lapisan rasional konsumen dan membangun hubungan jangka panjang yang lebih dalam.

Cerita yang dibangun dalam iklan relatable biasanya tidak menempatkan merek sebagai pusat perhatian, tetapi sebagai bagian alami dari narasi. Produk hadir sebagai pendukung solusi, bukan satu-satunya tokoh utama. Dengan cara ini, audiens merasa bahwa merek benar-benar memahami mereka, bukan sekadar ingin menjual sesuatu.

Memahami Audiens: Kunci dalam Menciptakan Relatability

Untuk menciptakan iklan yang benar-benar relatable, pemahaman mendalam tentang audiens adalah hal yang paling mendasar. Sebuah iklan tidak akan terasa dekat jika pembuatnya tidak memahami apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diinginkan oleh target pasar.

Langkah pertama adalah melakukan riset perilaku dan demografi. Misalnya, generasi Z lebih menyukai iklan dengan gaya santai, lucu, dan penuh kejujuran, sementara generasi milenial mungkin lebih tertarik dengan narasi emosional dan pesan bermakna. Selain itu, penting juga memahami konteks budaya lokal — apa yang sedang menjadi tren, isu yang relevan, serta nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

Iklan yang relatable juga sering kali lahir dari pengamatan terhadap kehidupan nyata. Banyak merek besar yang sukses karena mampu menangkap momen keseharian dengan sangat autentik, seperti kebiasaan ngopi pagi, rutinitas bekerja di rumah, atau keseruan kecil bersama keluarga. Ketika elemen-elemen ini dikemas dengan narasi yang natural, audiens akan merasa dekat karena iklan tersebut mencerminkan dunia mereka sendiri.

Gaya Bahasa dan Visual yang Natural

Salah satu ciri khas iklan relatable adalah penggunaan gaya komunikasi yang natural dan apa adanya. Bahasa yang digunakan tidak formal atau terlalu teknis, tetapi menyerupai cara orang berbicara sehari-hari. Misalnya, alih-alih menulis “Produk ini memberikan hidrasi optimal,” iklan yang relatable akan mengatakan “Kulitmu tetap lembap meski kerja seharian.”

Nada suara yang bersahabat, humor ringan, dan gaya visual yang sederhana dapat memperkuat kesan kedekatan. Visual yang terlalu sempurna atau terlalu bergaya sering kali membuat audiens merasa jauh, sedangkan tampilan yang lebih realistis menciptakan kesan keaslian.

Desain iklan juga sebaiknya menonjolkan elemen yang familiar bagi audiens — seperti suasana rumah, tempat kerja, jalanan kota, atau aktivitas harian. Semua detail kecil ini membantu memperkuat hubungan emosional antara merek dan penonton.

Platform yang Efektif untuk Iklan Relatable

Media sosial menjadi lahan paling subur untuk menayangkan iklan yang relatable. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube Shorts mendorong format konten yang autentik dan pendek, sangat cocok untuk menampilkan cerita sederhana yang menyentuh.

Konten berbentuk video pendek dengan gaya user-generated content (UGC) juga terbukti sangat efektif. Ketika iklan dibuat seolah berasal dari pengguna biasa, audiens lebih mudah percaya karena tampilannya terasa alami dan tidak dibuat-buat. Banyak brand yang kini memanfaatkan kreator konten untuk membuat versi iklan yang terlihat seperti pengalaman pribadi, bukan promosi formal.

Selain media sosial, iklan display dan video di platform streaming juga bisa dirancang agar relatable dengan menampilkan konteks kehidupan nyata penonton. Misalnya, iklan makanan cepat saji yang muncul saat jam makan siang bisa disesuaikan dengan situasi pengguna yang sedang bekerja di kantor atau belajar di rumah.

Contoh Sukses Iklan yang Relatable

Beberapa merek besar telah berhasil memanfaatkan kekuatan relatability dalam kampanye mereka. Misalnya, Tokopedia sering menggunakan narasi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, seperti perjuangan UMKM atau kisah sederhana tentang anak dan orang tua. Iklan semacam ini tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangkitkan emosi positif yang memperkuat citra merek.

Contoh lainnya datang dari Coca-Cola, yang kerap menampilkan momen kebersamaan dan kegembiraan universal seperti tertawa bersama teman atau berbagi minuman saat merayakan sesuatu. Meski sederhana, pesan yang disampaikan selalu relevan dengan kehidupan nyata dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

Iklan lokal pun banyak yang sukses berkat pendekatan relatable, seperti merek Indomie dengan tagline “Indomie seleraku.” Konsep ini tidak berlebihan, tetapi berhasil menggambarkan kedekatan emosional antara produk dan pengalaman masyarakat Indonesia sehari-hari.

Kesalahan Umum dalam Membuat Iklan Relatable

Meskipun terlihat sederhana, menciptakan iklan yang relatable bukan hal mudah. Salah satu kesalahan paling umum adalah memaksakan relevansi. Ketika sebuah merek mencoba terlalu keras untuk terlihat dekat dengan audiens, hasilnya bisa terkesan palsu dan malah kehilangan keaslian.

Kesalahan lainnya adalah tidak memahami konteks sosial dan budaya. Iklan yang mencoba mengikuti tren tanpa memahami sensitivitas masyarakat bisa menimbulkan reaksi negatif. Oleh karena itu, penting untuk selalu memastikan bahwa pesan yang disampaikan tetap menghormati nilai-nilai dan pengalaman audiens.

Selain itu, iklan yang relatable harus tetap selaras dengan identitas merek. Jika tone atau gaya iklan terlalu berbeda dari karakter brand yang sudah dikenal, audiens bisa merasa bingung dan kehilangan kepercayaan terhadap merek tersebut.

Baca Juga: Ads Buat Produk Lokal

Kesimpulan

Iklan yang relatable merupakan salah satu strategi paling efektif untuk membangun kedekatan emosional dengan audiens di era digital. Dengan memahami kehidupan nyata, bahasa, dan perasaan konsumen, merek dapat menciptakan iklan yang bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga menyentuh hati penonton.

Kekuatan iklan relatable terletak pada kejujuran, kesederhanaan, dan kemampuannya mencerminkan realitas. Ketika audiens merasa terwakili oleh iklan, maka kepercayaan dan loyalitas terhadap merek akan tumbuh secara alami. Dalam dunia di mana setiap merek berlomba-lomba untuk didengar, menjadi relatable bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk tetap relevan dan bermakna di mata konsumen.

Kami siap membantu Anda meningkatkan visibilitas dan mendorong pertumbuhan bisnis di ranah digital. Kami mewujudkan hal tersebut dengan menciptakan konten Instagram yang dirancang untuk membangun interaksi dan komunitas loyal, mengembangkan website profesional sebagai wajah kredibel bisnis Anda untuk menarik pelanggan, serta memproduksi video pendek yang engaging guna menjangkau audiens baru secara lebih efektif.

Mari diskusikan kebutuhan bisnis Anda. Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang!