Cara Iklan Storytelling Lucu: Strategi Menghibur yang Menjual

Table of Contents

Konten Ads dari Keseharian

Dalam dunia pemasaran yang penuh kompetisi, salah satu tantangan utama adalah membuat iklan yang tidak hanya dilihat, tapi juga diingat. Semakin banyak bisnis beriklan, semakin sulit untuk menonjol. Namun, ada satu pendekatan yang selalu berhasil mencuri perhatian: iklan dengan storytelling lucu.

Iklan yang lucu dan dibalut dengan cerita bukan hanya menghibur, tetapi juga menciptakan koneksi emosional yang kuat dengan audiens. Humor membuat brand terasa lebih “manusia”, ringan, dan menyenangkan. Ditambah dengan elemen cerita, pesan iklan jadi lebih mudah dicerna dan diingat. Bahkan, banyak konten iklan lucu yang jadi viral hanya karena audiens merasa terhibur dan ingin membagikannya. Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana merancang iklan storytelling lucu yang efektif dan berdampak bagi brand terutama untuk UMKM dan bisnis digital masa kini.

Baca juga: Produk Kecantikan dengan Kampanye Storytelling

Mengapa Humor dan Cerita Itu Efektif?

Sebelum masuk ke teknisnya, penting memahami mengapa gabungan antara humor dan storytelling sangat ampuh dalam iklan. Humor adalah emosi universal yang bisa menjembatani jarak antara brand dan audiens. Saat seseorang tertawa karena iklan, mereka tidak hanya merasa senang, tetapi juga lebih terbuka terhadap pesan yang disampaikan.

Sementara storytelling, atau bercerita, adalah cara paling alami manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi. Cerita membuat pesan lebih hidup. Ketika cerita dibumbui humor, hasilnya jadi kombinasi menarik yang mudah disukai. Dalam psikologi pemasaran, iklan yang memicu emosi (termasuk tawa) punya peluang lebih besar untuk diingat, dibandingkan iklan yang hanya menyampaikan informasi langsung.

remaja putri menggunakan laptop di rumah - orang menggunakan laptop potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Ciri-Ciri Iklan Storytelling Lucu yang Berhasil

Sebuah iklan lucu yang bercerita dengan baik biasanya punya beberapa ciri khas. Pertama, iklan tersebut relatable menyentuh situasi atau masalah yang sering dialami audiens. Kedua, ada elemen kejutan, punchline, atau twist lucu di akhir. Ketiga, meski lucu, pesan utamanya tetap jelas dan berhubungan dengan produk atau brand. Artinya, humor bukan hanya tempelan, tapi menjadi bagian integral dari narasi yang dibangun.

Contohnya, brand minuman yang mengangkat kisah “drama” pasangan yang bertengkar gara-gara rebutan es teh. Ceritanya ringan, banyak yang bisa relate, dan lucu karena dilebih-lebihkan secara kocak. Tapi di akhir cerita, brand tetap muncul sebagai solusi yang menyatukan keduanya.

Langkah-langkah Menyusun Iklan Storytelling Lucu

Merancang iklan lucu yang bercerita butuh perencanaan matang, karena humor bersifat subjektif dan bisa jadi bumerang jika tidak disampaikan dengan tepat. Berikut ini dua langkah penting yang bisa menjadi acuan dasar:

  • Kenali Audiens dan Jenis Humor Mereka

Humor tidak universal. Yang lucu bagi remaja belum tentu lucu untuk orang tua. Maka, pahami siapa target pasarmu, bagaimana gaya bahasa mereka, dan apa hal-hal yang mereka anggap lucu. Anak muda di media sosial, misalnya, cenderung menyukai humor absurd, sarkastik, atau berbau meme

  • Bangun Cerita dengan Pola yang Jelas: Awal – Konflik – Twist – Solusi

Cerita yang kuat butuh struktur. Mulai dari pengenalan tokoh/situasi, masuk ke konflik (yang sering kali menjadi sumber kelucuan), lalu hadirkan twist atau kejutan yang tak terduga. Di akhir, selipkan solusi atau pesan brand dengan halus, agar iklan tetap menyampaikan tujuan bisnis.

Contoh Format Storytelling Lucu yang Populer

Di era digital, format iklan storytelling lucu bisa hadir dalam berbagai bentuk, seperti video pendek di TikTok, reels Instagram, hingga thread Twitter. Format visual seperti video sangat cocok karena mampu menyampaikan ekspresi, suara, dan timing humor dengan sempurna. Tapi di sisi lain, format tulisan juga tetap efektif selama narasi yang dibangun menarik.

Misalnya, brand makanan ringan bisa membuat cerita video berdurasi 15 detik tentang “drama” antar teman yang ngambek karena cemilannya diambil diam-diam. Ekspresi berlebihan, musik dramatis, dan akting yang sedikit lebay bisa menambah efek lucu. Meskipun simple, cerita seperti ini bisa viral karena mudah di-relate dan sangat shareable.

Gunakan Bahasa yang Santai dan “Dekat”

Salah satu faktor yang bikin cerita lucu berhasil adalah penggunaan bahasa yang ringan, sehari-hari, bahkan kadang agak nyeleneh. Hindari bahasa formal dan promosional yang kaku. Gunakan istilah yang sering dipakai target pasar, termasuk slang atau tren kata yang sedang viral.

Contohnya, daripada bilang “Dapatkan produk kami dengan diskon spesial”, lebih lucu kalau narasinya jadi: “Diskon segede ini tuh kayak mimpi… tapi nyata. Coba deh, jangan sampe nyesel trus ngaku-ngaku sahabatan sama admin.”

Bahasa yang akrab membuat brand terasa dekat dan membumi. Dalam konteks storytelling lucu, ini memperkuat kesan menghibur dan memudahkan audiens merasa terlibat dalam cerita.

Peran Visual dan Musik dalam Meningkatkan Humor

Dalam storytelling visual, elemen pendukung seperti ekspresi wajah, gerakan kamera, editing cepat, dan efek suara berperan penting dalam menciptakan momen lucu. Jangan ragu menggunakan musik yang kontras untuk menciptakan komedi situasi. Misalnya, musik yang terlalu dramatis untuk adegan remeh bisa menciptakan efek humor tak terduga.

Komedian visual seperti gerakan slow motion untuk hal absurd, zoom mendadak ke ekspresi wajah kaget, atau efek kartun untuk reaksi bisa sangat efektif. Intinya, jangan hanya mengandalkan kata-kata. Gunakan media visual dan audio untuk memperkuat punchline.

Manfaat Jangka Panjang dari Iklan Lucu

Iklan yang lucu cenderung lebih memorable. Orang mungkin lupa angka diskon, tapi mereka akan ingat cerita lucu yang pernah mereka tonton dari brand tertentu. Ini menciptakan efek top of mind, di mana brand lebih mudah diingat dalam keseharian mereka.

Selain itu, iklan yang lucu juga sering kali memiliki potensi untuk viral. Orang senang membagikan konten yang menghibur, apalagi jika terasa personal atau bisa mewakili pengalaman mereka. Ini berarti exposure yang besar tanpa perlu mengeluarkan biaya promosi tambahan. Bahkan, banyak brand kecil yang jadi dikenal luas hanya karena satu video lucu yang viral.

Hindari Humor yang Menyinggung

Meski humor adalah alat yang kuat, ia bisa menjadi pedang bermata dua jika tidak digunakan dengan bijak. Hindari membuat lelucon yang menyentuh isu sensitif seperti SARA, body shaming, atau hal-hal yang bisa memicu kontroversi negatif. Humor terbaik adalah yang inklusif, ringan, dan tidak menertawakan pihak tertentu secara langsung.

Selalu lakukan double-check sebelum merilis iklan, terutama dari sudut pandang audiens yang lebih luas. Jika perlu, lakukan uji coba pada kelompok kecil terlebih dahulu. Jangan sampai niat menghibur malah berubah jadi bumerang bagi citra brand.

Studi Kasus: UMKM Fashion Lokal

Salah satu brand lokal yang menjual pakaian rumahan membuat iklan lucu berupa sketsa suami istri. Si istri selalu menyamar jadi kurir untuk mengantar paket baju yang dia beli ke rumah sendiri, agar tidak dimarahi suami. Ceritanya sederhana tapi sangat relate dan dikemas secara jenaka.

Iklan ini menjadi viral di TikTok karena banyak netizen merasa “itu banget gua!” dan meninggalkan komentar kocak. Hasilnya, follower brand meningkat pesat dan penjualan produk ikut naik. Ini bukti bahwa cerita lucu, meski sederhana, bisa berdampak besar asal disampaikan dengan cara yang cerdas dan dekat dengan audiens.

Gunakan Series atau Karakter Tetap

Kalau sudah menemukan formula cerita lucu yang berhasil, jangan ragu untuk mengembangkannya jadi konten berseri. Karakter tetap atau tokoh khas bisa menjadi “maskot” yang membuat audiens menantikan kelanjutan ceritanya. Ini bukan hanya menciptakan engagement tinggi, tapi juga membentuk ikatan emosional jangka panjang.

Misalnya, karakter “Om Toko Sebelah” yang selalu cerewet dan bikin lucu karena komentarnya nyeleneh. Karakter seperti ini bisa terus digunakan dalam berbagai situasi promosi berbeda. Konsistensi ini membangun brand personality yang kuat di mata publik.

Kesimpulan

Menggunakan storytelling lucu dalam iklan bukan hanya soal membuat orang tertawa, tapi tentang menciptakan pengalaman brand yang menyenangkan, membekas, dan memotivasi audiens untuk berinteraksi atau membeli. Dengan memahami audiens, menyusun cerita yang relatable, dan memadukan humor secara natural, iklan Anda bisa jadi lebih dari sekadar promosi ia bisa jadi hiburan yang ditunggu-tunggu.

Dalam lanskap digital yang penuh dengan iklan hard selling, pendekatan storytelling lucu memberi angin segar dan membuat brand tampil beda. Kuncinya bukan hanya pada lucunya konten, tetapi pada kejujuran, kehangatan, dan niat untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan yang kuat.

Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.