Apa itu Buzzer? Dan Cara kerja Buzzer

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Jika membahas tentang dunia media sosial, kita kerap kali mendengar istilah buzzer. Di Indonesia sendiri istilah buzzer sudah cukup populer di antara masyarakat, karena buzzer memiliki peran penting yang mendorong beberapa isu dapat trending di media sosial. Buzzer merupakan seseorang atau sekelompok orang yang menyuarakan pendapat yang sama mengenai suatu isu, di media sosial.

Mungkin bagi di antara Anda ada yang belum mengenal istilah buzzer ini. Kami telah merangkum kan tentang apa itu buzzer? Dan bagaimana cara kerjanya, yuk simak penjelasan dibawah ini!

Pengertian Buzzer

Buzzer adalah orang yang berperan dalam menyatakan atau menyuarakan suatu isu atau kepentingan. Buzzer itu sendiri dapat berupa individu atau sekelompok orang yang dirinya sendiri telah didorong untuk menyatakan pendapat yang sama atau yang telah terorganisasi untuk mengungkapkannya.

Buzzer dapat menggunakan berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook dll. untuk berbagi tentang hal-hal yang mereka minati. Buzzer ini dapat menggunakan identitas asli atau identitas palsu untuk mengomunikasikan minatnya di media sosial.

Dengan kata lain, buzzer dapat digambarkan sebagai profesi dimana seseorang dibayar untuk mengungkapkan, menjelaskan, mengiklankan atau mempromosikan sesuatu. Sebuah studi berjudul The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation menyatakan bahwa buzzer adalah kekuatan dunia maya. Buzzer adalah alat yang digunakan oleh pemerintah atau anggota partai politik dengan tugas untuk memanipulasi opini publik melalui media sosial.

Setelah Anda memahami apa itu buzzer? Pembahasan selanjutnya adalah mengenai cara kerja buzzer. Simak penjelasan di bawah ini ya.

Cara kerja Buzzer

Cara kerja buzzer biasanya bekerja pasti menggunakan kebebasan media sosial populer seperti Instagram, Twitter, dan Facebook untuk menceritakan masalah atau topik tertentu, secara virtual atau online. Meski terkesan lemah karena hanya berbicara secara virtual, aktivitas buzzer biasanya diatur dengan baik, dan jumlah buzzer yang banyak, sehingga memiliki kemampuan yang valid untuk mempengaruhi opini publik.

Dalam The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation, diketahui terdapat variasi yang berbeda dalam pengoperasian buzzer media sosial dari berbagai negara. Variasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan ruang lingkup dan kerangka waktu kerja kelompok buzzer.

Di beberapa negara, cara kerja kelompok buzzer yakni muncul menyuarakan di media sosialnya masing-masing dalam jangka waktu sementara, di sekitar waktu pemilihan. Cara kerja ini bertujuan untuk mempengaruhi opini dan mengubah sikap publik tentang suatu peristiwa politik yang penting.

Di negara lain, ada sekelompok buzzer yang saling berintegrasi di dalam suatu lanskap media, yang mana mereka melakukan komunikasi dengan pekerja yang bekerja penuh waktu. Para pekerja ini memiliki tugas untuk membentuk, mengontrol, dan menyensor percakapan serta informasi yang ada di media sosial. Dengan kata lain, beberapa negara membentuk dan memperkerjakan kelompok yang terdiri atas sejumlah orang, untuk mengelola sejumlah besar akun palsu di media sosial.

Mereka menggunakan strategi komunikasi dalam cara kerja buzzer ini. Penelitian ini juga membagi kegiatan buzzer menjadi beberapa kategori, yakni menciptakan informasi yang keliru atau melakukan manipulasi di media, melaporkan konten atau suatu akun bersama-sama atau secara massal, strategi yang berbasis pada data, trolling, doxing, atau gangguan, dan menciptakan konten dan media daring yang kuat.

Buzzers bekerja dalam buzz marketing yang dilakukan oleh perusahaan atau brand dan tugas buzzer ini biasanya disertai dan didahului oleh tugas Key Opinion Leader. Perusahaan atau brand menggunakan jasa key opinion leader yang memiliki influencer dengan banyak followers dan engagement tinggi.

Para Key Opinion Leader ini menjadi pemimpin yang meluncurkan kampanye korporat yang mempublikasikan masalah, tujuan, atau opini yang ditentukan melalui platform mereka. Setelah Key Opinion Leader menyampaikan pendapatnya, selanjutnya buzzer group bekerja.

Grup buzzer kemudian mulai mendiskusikan opini-opini yang telah didiskusikan oleh key opinion leader di media sosial mereka sendiri dan membantu meningkatkan keterlibatan opini key opinion leader tersebut dengan menggunakan tagar yang sama, mengomentari konten opini yang diunggah, berkolaborasi dengan konten Like, dan sebagainya, sehingga opini tersebut bisa menjadi viral atau trending.

Setelah opini ini populer, maka sejumlah besar orang akan aware terhadap kampanye tersebut, dan melalui kredibilitas Key Opinion Leader dan opini para buzzer yang masif, memungkinkan audiens terpengaruh untuk setuju terhadap opini tersebut, bahkan terlibat dalam kampanye tersebut.

Dengan demikian, Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa buzzer adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyuarakan, mengungkapkan atau mempromosikan topik media sosial, opini atau topik yang sama dengan tujuan tertentu. Buzzer dapat dibuat sesuai keinginan pribadi atau sebagai sebuah pekerjaan.