Apa saja Kendala Indeksasi Scopus?

Table of Contents

Indeksasi di database seperti Scopus adalah salah satu pencapaian tertinggi yang dapat diraih oleh jurnal ilmiah. Scopus, sebagai salah satu basis data literatur ilmiah terbesar di dunia, memiliki reputasi yang sangat dihormati di kalangan akademisi dan peneliti. Jurnal yang terindeks di Scopus dianggap memiliki standar kualitas yang tinggi, dan karya ilmiah yang dipublikasikan di dalamnya sering kali mendapatkan pengakuan internasional. Namun, untuk mencapai indeksasi di Scopus, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh jurnal. Proses ini tidak hanya memerlukan riset yang berkualitas, tetapi juga kepatuhan terhadap berbagai persyaratan teknis dan administratif. Artikel ini akan membahas kendala-kendala utama yang sering dihadapi oleh jurnal dalam upaya untuk terindeks di Scopus.

Apa saja Kendala Indeksasi Scopus?
Baca juga : Penjelasan Mengenai Editorial Board Scopus

1. Kualitas Jurnal yang Tidak Memadai

Salah satu kendala utama dalam indeksasi Scopus adalah kualitas jurnal yang diajukan. Scopus memiliki standar yang sangat ketat mengenai kualitas editorial dan ilmiah dari jurnal yang terindeks. Untuk memenuhi kriteria ini, jurnal harus memiliki proses review yang transparan dan sistematis, artikel yang diterbitkan harus memiliki kontribusi ilmiah yang signifikan, dan metodologi penelitian yang digunakan harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu, jurnal yang tidak memiliki cukup artikel ilmiah berkualitas atau yang tidak diterbitkan secara teratur berisiko ditolak oleh Scopus. Oleh karena itu, jurnal yang ingin terindeks harus memastikan bahwa mereka menerbitkan artikel-artikel yang dapat menunjukkan keahlian ilmiah dan relevansi yang jelas dengan bidang disiplin mereka. Tanpa kualitas yang terjaga, jurnal akan kesulitan untuk lolos dalam evaluasi Scopus.

2. Masalah dengan Proses Peer Review

Salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh Scopus adalah sistem peer review yang diterapkan oleh jurnal. Scopus mengharapkan agar setiap artikel yang diterbitkan melalui proses peer review yang ketat dan transparan. Proses ini harus memastikan bahwa artikel yang diterbitkan tidak hanya relevan dan valid secara ilmiah, tetapi juga bebas dari plagiarisme dan kesalahan metodologis.

Jurnal yang tidak memiliki proses peer review yang jelas atau yang menggunakan reviewer yang kurang berkompeten. Mengalami kesulitan dalam mendapatkan indeksasi di Scopus. Jurnal juga harus mampu menunjukkan bahwa proses peer review dilakukan secara sistematis dan transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini memastikan kualitas ilmiah dan kredibilitas jurnal yang diindeks.

3. Tantangan dalam Pengelolaan Publikasi

Pengelolaan publikasi yang tidak profesional menjadi kendala besar dalam indeksasi Scopus. Scopus sangat memperhatikan seberapa baik jurnal tersebut dikelola dari sisi administratif dan teknis. Hal-hal seperti keterlambatan dalam penerbitan edisi reguler, tidak konsistennya jadwal penerbitan, dan kelangkaan edisi yang diterbitkan dalam setahun.

Jurnal harus memiliki struktur manajerial yang kuat, dengan sistem yang baik dalam mengelola dan mendistribusikan artikel. Selain itu, editorial board yang memiliki kredibilitas dan relevansi internasional juga sangat penting dalam mendukung pengelolaan jurnal. Tanpa pengelolaan yang baik, jurnal akan kesulitan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Scopus.

4. Isu Bahasa dan Terjemahan Kalimat

Bahasa adalah salah satu faktor penting dalam proses indeksasi Scopus. Sebagian besar jurnal yang terindeks di Scopus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama untuk publikasi. Jurnal yang diterbitkan dalam bahasa lain sering kali kesulitan untuk memenuhi ekspektasi Scopus dalam hal aksesibilitas internasional.

Jika sebuah jurnal diterbitkan dalam bahasa selain bahasa Inggris, pengelola jurnal harus memastikan bahwa artikel yang diterbitkan memiliki terjemahan yang akurat dan mudah dimengerti oleh audiens internasional. Bahkan, pengelola jurnal perlu mempertimbangkan penerjemah profesional atau editor bahasa Inggris untuk memastikan kualitas bahasa dalam artikel yang dipublikasikan. Kurangnya perhatian terhadap masalah bahasa dan terjemahan ini bisa menjadi salah satu kendala besar bagi jurnal yang ingin terindeks di Scopus.

5. Keterbatasan dalam Penggunaan Teknologi

Seiring dengan berkembangnya teknologi, Scopus juga memantau sejauh mana jurnal mampu memanfaatkan teknologi dalam pengelolaannya. Jurnal yang tidak menggunakan platform publikasi yang efisien atau yang tidak memiliki sistem pengarsipan artikel digital yang baik akan kesulitan dalam mendapatkan indeksasi. Teknologi yang dimaksud di sini mencakup penggunaan sistem manajemen jurnal online yang modern. Pengindeksan metadata yang tepat, dan aksesibilitas artikel yang mudah bagi pembaca dan peneliti.

Jurnal yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik, seperti tidak memiliki situs web yang fungsional dan tidak menawarkan akses elektronik. Akan kesulitan untuk mendapatkan perhatian dari Scopus. Oleh karena itu, pengelola jurnal harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan mendukung efisiensi dalam pengelolaan artikel dan kemudahan akses bagi pembaca global.

6. Relevansi dengan Bidang Ilmu yang Ditargetkan

Setiap jurnal memiliki cakupan bidang ilmu tertentu. Scopus hanya akan mempertimbangkan jurnal yang relevan dengan disiplin ilmu yang sedang berkembang dan memiliki audiens global. Jika sebuah jurnal berfokus pada topik yang terlalu sempit atau niche dan tidak memiliki cukup audiens atau kontribusi ilmiah yang signifikan di tingkat internasional, maka jurnal tersebut akan kesulitan untuk diterima di Scopus.

Pengelola jurnal harus memastikan bahwa jurnal mereka memiliki audiens yang cukup luas dan kontribusi ilmiah yang relevan dengan perkembangan terkini dalam disiplin ilmu yang mereka targetkan. Tanpa relevansi yang kuat dengan bidang ilmu yang sedang berkembang, peluang indeksasi di Scopus akan terbatas.

7. Standar Etika dan Kebijakan Publikasi

Scopus sangat menekankan pada etika publikasi. Jurnal yang tidak mengikuti standar etika akademik, seperti tidak mengungkapkan potensi konflik kepentingan, tidak menghormati hak cipta, atau gagal dalam menangani masalah plagiarisme dengan tepat, akan kesulitan untuk diterima. Oleh karena itu, penting bagi jurnal untuk memiliki kebijakan yang jelas mengenai etika publikasi dan prosedur yang transparan untuk menangani keluhan atau isu terkait etika.

Selain itu, jurnal harus mematuhi pedoman yang diberikan oleh Scopus mengenai pengelolaan metadata dan informasi terkait publikasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jurnal tidak hanya memiliki kualitas ilmiah yang tinggi, tetapi juga memenuhi standar profesional dalam pengelolaan publikasi.

8. Kesulitan dalam Memenuhi Persyaratan Administratif

Selain kualitas ilmiah, Scopus juga memiliki persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh jurnal untuk diterima dalam database mereka. Hal ini termasuk pengelolaan metadata, pengiriman dokumen yang diperlukan, dan pengisian formulir aplikasi dengan lengkap dan tepat waktu. Jika pengelola jurnal tidak memperhatikan aspek administratif ini atau gagal memenuhi persyaratan administrasi dengan benar, maka kemungkinan besar jurnal akan ditolak.

Pengelola jurnal perlu memastikan bahwa mereka memiliki tim yang kompeten untuk menangani berbagai aspek administratif dari aplikasi indeksasi di Scopus, termasuk pemenuhan semua dokumentasi yang diperlukan dan komunikasi yang tepat dengan pihak Scopus.

Kesimpulan

Proses untuk mendapatkan indeksasi di Scopus sangat kompetitif dan penuh tantangan. Kendala-kendala seperti kualitas jurnal yang rendah, masalah dengan peer review, pengelolaan yang buruk, serta ketidakmampuan untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal sering kali menjadi hambatan utama bagi jurnal. Namun, dengan memahami dan mengatasi kendala-kendala ini, pengelola jurnal dapat meningkatkan peluang untuk memperoleh indeksasi di Scopus dan memperoleh pengakuan internasional untuk kualitas ilmiah mereka.

Baca juga : Penjelasan Indeksasi Multidisipliner 

Untuk pelaku usaha yang ingin meningkatkan presensi online dan pertumbuhan bisnisnya, DIGIMA hadir sebagai solusi digital marketing yang tepat. Kami menawarkan layanan lengkap, termasuk pembuatan konten berkualitas, mengoptimalkan landing page, dan produksi video pendek yang atraktif untuk mendukung pengembangan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi tim kami melalui Admin DIGIMA atau langsung DM via  instagram DIGIMA. Bersama DIGIMA, konsultasikan segala kebutuhan pemasaran digital bisnis Anda dan temukan strategi yang efektif bersama kami.