Dalam lautan konten digital yang terus mengalir tanpa henti, penonton kini semakin selektif dalam mengonsumsi tayangan. Iklan bukan lagi sekadar soal siapa yang paling lantang bersuara atau paling mencolok tampilannya. Yang lebih dicari adalah iklan yang terasa dekat, menyentuh sisi emosional, dan bisa membangun koneksi personal. Inilah mengapa kehadiran video iklan yang bikin nyambung jadi semakin penting.
Iklan yang “nyambung” tidak hanya soal membuat orang menonton sampai akhir, tapi membuat mereka merasa menjadi bagian dari cerita. Ada rasa “gue banget” yang muncul, ada emosi yang mewakili, ada situasi yang akrab. Iklan seperti ini tidak hanya menarik, tapi juga menciptakan hubungan jangka panjang antara brand dan audiensnya.
Baca juga: Iklan Pendek yang Relatable: Ketika Sekilas Cerita Menyentuh Banyak Hati
Nyambung Itu Soal Rasa, Bukan Sekadar Visual
Banyak orang berpikir bahwa membuat iklan yang bagus berarti mengandalkan kualitas visual yang tinggi. Padahal, di era sekarang, penonton lebih menghargai keaslian daripada kemewahan. Sebuah video iklan yang sederhana bisa terasa sangat nyambung jika mampu menggambarkan kehidupan nyata dengan jujur. Sebaliknya, video yang terlalu sinematik tapi kosong secara emosional justru mudah dilupakan.
Penonton ingin merasa dipahami, bukan ditarget. Mereka lebih tertarik pada cerita yang menyentuh pengalaman sehari-hari dibandingkan deretan fitur produk. Ketika video iklan bisa membungkus pesan brand dalam kisah yang dekat dengan realita seperti rutinitas pagi, kebingungan memilih karier, atau kehangatan keluarga di situlah terjadi hubungan emosional yang kuat.
Rasa nyambung muncul ketika ada kesamaan pengalaman atau perasaan. Karena itu, penting bagi brand untuk benar-benar mengenal audiens mereka: bagaimana cara mereka berpikir, berbicara, bertindak, dan merasa.
Menggunakan Cerita Sebagai Jembatan
Cerita adalah alat komunikasi yang paling tua, dan tetap menjadi yang paling ampuh. Dalam konteks iklan, cerita berfungsi sebagai jembatan antara dunia brand dan dunia audiens. Sebuah video iklan yang punya alur cerita yang mengalir, karakter yang hidup, dan konflik yang manusiawi akan jauh lebih menarik dibandingkan iklan yang langsung menjelaskan produk dari awal.
Misalnya, alih-alih langsung menyebutkan manfaat sabun cuci tangan, sebuah video iklan bisa memperlihatkan seorang anak kecil yang takut sakit karena temannya demam. Sang ibu lalu dengan sabar menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan, tanpa satu pun menyebut brand sampai akhir cerita. Ketika akhirnya produk muncul secara alami dalam narasi, penonton sudah terlibat secara emosional, dan pesan jadi jauh lebih mengena.
Cerita yang baik tidak perlu rumit. Bahkan dalam durasi 30–60 detik, sebuah kisah sederhana bisa menyampaikan makna mendalam. Yang penting adalah adanya hubungan sebab-akibat yang masuk akal, dan emosi yang bisa dirasakan penonton.
Karakter yang Mirip Audiens Sendiri
Untuk membuat video iklan yang bikin nyambung, karakter di dalamnya harus bisa mewakili penonton. Mereka harus terasa seperti orang sungguhan, bukan tokoh ideal yang terlalu sempurna. Kehidupan mereka boleh berantakan, ragu-ragu, atau bahkan lucu dalam ketidaksempurnaannya. Justru di situlah letak kedekatan emosionalnya.
Sebuah iklan makanan cepat saji, misalnya, bisa menggambarkan mahasiswa yang telat bangun, belum sempat masak, lalu buru-buru memesan makanan lewat aplikasi. Ekspresi cemas saat melihat jam, kelucuan saat menjawab dosen sambil makan, atau rasa puas setelah kenyang—semuanya terasa nyata dan mudah dikenali oleh banyak orang.
Saat karakter iklan mencerminkan keseharian audiens, iklan itu otomatis menjadi lebih “masuk”. Penonton tidak merasa sedang ditonton atau dijual, tapi merasa seperti melihat cermin. Mereka merasa, “Iya, itu gue banget.”
Video Iklan yang Bikin Nyambung: Dialog dan Bahasa Sehari-hari
Salah satu aspek penting agar video iklan terasa nyambung adalah penggunaan bahasa. Hindari kata-kata formal, teknis, atau terlalu branding. Sebaliknya, gunakan dialog yang mengalir seperti percakapan biasa. Nada yang santai, kalimat yang tidak dibuat-buat, dan selipan humor ringan bisa membuat suasana terasa lebih akrab.
Misalnya, alih-alih mengatakan “Dengan teknologi terbaru, produk ini mampu menghemat waktu Anda,” sebuah karakter bisa berkata, “Cepet banget, gue kira masih loading!” Kalimat semacam ini lebih terasa natural, apalagi bagi audiens muda yang terbiasa dengan bahasa digital.
Kehadiran logat daerah, slang, atau gaya bicara khas juga bisa memperkuat kedekatan. Tapi tetap harus digunakan dengan hati-hati, agar tidak terkesan dibuat-buat. Yang paling penting adalah tetap menjaga keaslian karakter dan cerita.
Video Iklan yang Bikin Nyambung: Emosi adalah Kunci Penghubung
Video iklan yang bikin nyambung biasanya tidak hanya menampilkan fakta, tetapi juga menggali emosi. Entah itu rasa senang, haru, nostalgia, tawa, atau bahkan sedikit sedih—semua bisa menjadi pintu masuk yang kuat ke hati penonton.
Emosi membuat penonton lebih mudah mengingat, bahkan setelah video selesai. Iklan yang berhasil membuat orang terharu dalam 30 detik, atau tertawa kecil dalam 15 detik, biasanya akan lebih mudah dibagikan, dikomentari, dan diingat. Dan semua itu berarti eksposur yang lebih luas untuk brand.
Namun, penting untuk diingat bahwa emosi harus terasa tulus, bukan dibuat-buat. Penonton sekarang sudah sangat cerdas membedakan antara yang “pengen nyentuh” dan yang “beneran nyentuh.” Maka, bangun emosi dari cerita yang jujur dan dekat dengan kenyataan.
Brand Hadir Sebagai Teman, Bukan Penjual
Dalam video iklan yang nyambung, brand tidak tampil sebagai pahlawan, tapi sebagai teman. Produk hadir bukan sebagai solusi yang memaksa, melainkan sebagai bagian dari pengalaman yang relevan. Pendekatan ini lebih membumi dan membuat brand terasa lebih manusiawi.
Misalnya, dalam video tentang keluarga yang akhirnya bisa berkumpul setelah lama terpisah karena pekerjaan, produk transportasi online muncul hanya sebagai pendukung perjalanan. Fokus utamanya adalah pada kehangatan reuni, bukan aplikasi pemesanan. Tapi justru karena itu, penonton lebih tergerak. Mereka merasa brand ini mengerti perasaan mereka, bukan sekadar mencoba menjual jasa.
Pendekatan ini membangun kepercayaan jangka panjang. Penonton yang merasa brand tersebut benar-benar peduli, akan lebih cenderung untuk menjadi pelanggan setia.
Kesimpulan
Video iklan yang bikin nyambung adalah tentang menciptakan ruang cerita di mana brand dan audiens bertemu sebagai manusia. Bukan sebagai penjual dan pembeli. Melalui narasi yang jujur, karakter yang realistis, dialog yang akrab, dan emosi yang tulus, sebuah video pendek bisa menyampaikan lebih banyak dari seribu kata promosi.
Di era ketika semua orang berlomba-lomba untuk tampil menarik, mungkin yang paling dibutuhkan adalah keberanian untuk tampil apa adanya. Karena justru dari keaslian dan kedekatan itulah, rasa nyambung tumbuh. Dan ketika penonton merasa iklan itu berbicara tentang mereka, brand tidak lagi berada di luar hidup mereka, tapi menjadi bagian darinya.
Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.