Dalam dunia periklanan yang semakin penuh dengan distraksi dan informasi, membuat iklan yang sekadar menarik perhatian saja tidak lagi cukup. Konsumen sekarang lebih selektif dalam menerima pesan dari brand. Mereka tidak mudah tergoda oleh janji bombastis atau visual mewah. Sebaliknya, mereka mencari koneksi yang lebih dalam, yang mampu menyentuh sisi emosional mereka. Inilah mengapa tren iklan yang bikin baper semakin mendominasi lanskap iklan digital dan televisi.
Kata “baper”, singkatan dari “bawa perasaan”, awalnya sering digunakan dalam konteks percakapan sehari-hari di Indonesia. Namun kini, istilah tersebut telah menjadi bagian dari strategi marketing. Iklan yang bikin baper tidak hanya sukses membuat audiens terhanyut dalam alur cerita, tapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan brand. Bukan sekadar mempromosikan produk, melainkan membangun pengalaman yang sulit dilupakan.
Baca juga: Iklan yang Menyentuh Hati: Menjalin Emosi, Membangun Loyalitas
Mengapa Iklan Emosional Lebih Mudah Melekat?
Manusia adalah makhluk emosional. Banyak keputusan yang mereka ambil, termasuk dalam membeli produk, dipengaruhi oleh perasaan. Ketika sebuah iklan berhasil menyentuh sisi emosional seseorang—baik melalui kisah haru, kerinduan, pengorbanan, atau kebahagiaan kecil—reaksi yang ditimbulkan jauh lebih kuat dan berkesan.
Iklan yang bikin baper bekerja karena mampu menciptakan kedekatan yang tidak terasa dibuat-buat. Cerita-cerita seperti anak yang merindukan ibunya, pasangan yang bertahan dalam jarak, atau sahabat yang diam-diam berkorban adalah refleksi dari situasi yang banyak orang alami atau impikan. Ketika penonton merasa “ini gue banget”, maka pesan iklan telah menyentuh titik terdalam dari empati mereka.
Tak jarang, iklan seperti ini mampu menginspirasi percakapan, memicu diskusi di media sosial, dan bahkan menjadi viral. Karena sifatnya yang relatable dan menyentuh, orang cenderung membagikan iklan tersebut bukan karena mereka ingin mempromosikan brand, tetapi karena mereka merasa terwakili atau terhubung dengan isi cerita.
Ciri Khas Iklan yang Bikin Baper
Salah satu elemen utama dari iklan yang bikin baper adalah cerita yang kuat dan dekat dengan realitas. Cerita tidak perlu rumit atau luar biasa, justru kekuatannya sering kali terletak pada kesederhanaan yang jujur. Misalnya, kisah ayah yang setiap pagi menyiapkan bekal untuk anaknya yang malu menunjukkan rasa sayang, atau ibu yang diam-diam menabung demi bisa membeli hadiah ulang tahun sederhana untuk anaknya.
Biasanya, karakter dalam iklan emosional tidak digambarkan sempurna. Mereka memiliki kekurangan, luka, atau harapan yang belum tercapai. Namun, justru dari sisi rapuh itulah muncul daya tarik yang kuat. Penonton merasa mereka adalah manusia nyata, bukan tokoh fiktif dalam iklan.
Visual yang digunakan pun cenderung natural. Warna-warna lembut, pencahayaan alami, dan sinematografi sederhana memberikan kesan intim dan dekat. Musik latar yang menyayat atau menggugah perasaan juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang mendalam. Alunan piano pelan, petikan gitar, atau bahkan keheningan bisa menjadi senjata emosional yang ampuh jika digunakan dengan tepat.
Contoh Iklan yang Pernah Bikin Baper Warganet
Beberapa brand besar, terutama di Asia Tenggara, telah menunjukkan keberhasilan luar biasa dengan iklan yang bikin baper. Salah satunya adalah sebuah perusahaan asuransi asal Thailand yang terkenal karena konsistensinya menghadirkan iklan-iklan penuh haru. Salah satu video terkenalnya mengisahkan seorang pria biasa yang setiap hari membantu orang-orang di sekitarnya—dari menyelamatkan anak kecil yang hampir tertabrak, hingga merawat tanaman tetangga. Di akhir cerita, ia tidak mendapatkan imbalan materi, tetapi menerima “hal-hal yang tidak terlihat”—senyum, terima kasih, dan rasa cinta.
Di Indonesia sendiri, beberapa brand makanan, e-commerce, dan layanan komunikasi telah sukses memanfaatkan pendekatan emosional dalam iklan mereka. Salah satu yang sempat viral adalah kisah tentang seorang anak yang jauh dari rumah dan hanya bisa merayakan Lebaran secara virtual. Dengan visual sederhana dan dialog yang minim, iklan itu sukses membuat banyak penonton meneteskan air mata karena mereka merasa kisah tersebut sangat dekat dengan pengalaman pribadi mereka.
Keberhasilan iklan-iklan tersebut bukan semata karena kualitas produksinya, melainkan karena mereka mampu menyentuh perasaan audiens di tempat yang tepat dan waktu yang pas.
Kapan Waktu Terbaik Menayangkan Iklan Emosional?
Iklan yang bikin baper sering kali dirilis menjelang momen-momen emosional kolektif, seperti Ramadan, Lebaran, Natal, atau Hari Ibu. Pada momen-momen ini, emosi masyarakat cenderung lebih terbuka dan siap menerima pesan-pesan yang menyentuh.
Namun, bukan berarti iklan emosional hanya cocok di momen spesial. Jika dikemas dengan narasi yang kuat dan relevan dengan isu sosial atau dinamika kehidupan sehari-hari, iklan seperti ini bisa dirilis kapan saja. Bahkan, saat dunia sedang dilanda krisis atau masyarakat menghadapi tekanan sosial, iklan yang menawarkan harapan dan kehangatan bisa menjadi pelipur lara yang sangat dibutuhkan.
Penting juga untuk memastikan bahwa emosi dalam iklan tidak terkesan manipulatif. Konsumen kini semakin cerdas dan bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang dibuat-buat. Oleh karena itu, kejujuran dan empati adalah fondasi utama dalam merancang iklan jenis ini.
Manfaat Jangka Panjang dari Iklan Emosional
Dampak dari iklan yang bikin baper tidak selalu langsung terlihat dalam bentuk peningkatan penjualan. Namun dalam jangka panjang, jenis iklan ini berkontribusi besar terhadap brand awareness, brand affinity, dan loyalitas konsumen. Ketika seseorang merasa tersentuh oleh iklan sebuah brand, mereka akan cenderung memiliki asosiasi positif terhadap brand tersebut.
Lebih dari itu, iklan emosional juga memperkuat identitas brand sebagai entitas yang punya nilai dan peduli terhadap manusia. Di era di mana banyak konsumen memilih brand berdasarkan value, bukan sekadar produk, hal ini menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Iklan yang bikin baper juga berpotensi menciptakan komunitas tersendiri. Banyak orang akan mengenang dan membicarakan iklan tersebut, bahkan bertahun-tahun setelah tayang. Hal ini membuktikan bahwa dampaknya bukan hanya sesaat, tetapi bisa membentuk citra brand yang melekat kuat.
Kesimpulan
Iklan yang bikin baper membuktikan bahwa strategi pemasaran paling kuat tidak selalu berasal dari teknologi terbaru atau bujet terbesar. Sering kali, kekuatan itu datang dari cerita yang jujur, karakter yang rapuh, dan emosi yang tulus. Ketika brand berani berbicara tentang hal-hal yang sederhana namun bermakna, mereka akan mendapatkan tempat khusus di hati konsumennya.
Baper mungkin sering dianggap negatif dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam dunia iklan, baper bisa menjadi jembatan yang menghubungkan brand dengan sisi paling manusiawi dari audiensnya. Dan ketika hubungan itu tercipta, maka ikatan yang terbentuk akan jauh lebih kuat daripada sekadar transaksi.
Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.