Seiring berkembangnya teknologi saat ini, pegiat content marketing sedang berlomba untuk membuat micro content yang dapat menggaet perhatian audiens. Konsep micro content yang dianggap jitu untuk menyaring minat user membuat aspek pemasaran tersebut menjadi prioritas.
Sayangnya, penggunaan micro content oleh perusahaan masih kurang optimal karena penempatan dan bentuknya yang masih kurang. Lalu bagaimana sih sebenarnya tips membuat micro content yang efektif untuk keperluan marketing? Tapi sebelum itu apa sih micro content itu? Yuk, simak penjelasannya yang telah kami rangkum di artikel berikut ini.
Apa itu micro content?
Micro-content atau konten mikro adalah bentuk copywriting dalam bentuk kalimat atau teks pendek yang bertanggung jawab untuk menyampaikan esensi pesan atau konten merek Anda dengan mudah.
Konten mikro biasanya berguna untuk menutup artikel di situs web perusahaan atau untuk posting blog pemasaran yang panjang. Oleh karena itu, jenis pemasaran konten ini dapat didefinisikan sebagai ringkasan, sinopsis, atau epilog pendek untuk ditampilkan melalui media sosial. Jenis konten ini juga biasa disebut sebagai marketing storytelling.
Konten mikro seperti ini sangat ampuh untuk menarik perhatian lead Anda. Dengan konten mikro seperti itu, pemirsa biasanya mendapatkan gambaran lengkap tentang kontribusi Anda. Konsep inilah yang membuat audiens menjadi semakin tertarik untuk membaca keseluruhan artikel atau melihat postingan.
Jadi saat Anda membuatnya, Anda perlu membuat persuasi copy yang menarik dan menggugah minat audiens Anda. Jenis konten mikro ini biasanya call to action (CTA) yang mengarahkan pemirsa untuk mengambil tindakan tertentu.
5 Tips Membuat Micro Content yang Efektif
- Pertimbangkan audiens pada platform yang Anda pakai
Audiens di setiap platform memiliki ekspektasi yang berbeda, meskipun pasarnya sama. Misalnya, pengguna Twitter terbiasa akan tulisan. Karena itulah kelebihan Twitter. Apabila Anda membuat konten yang lebih mengarah ke tulisan, maka cocok-cocok saja dengan audiens. Namun akan berbeda kalau di Instagram, pengguna lebih menyukai segala yang berbau dengan visual.
- Buat grafik dan gambar yang kuat
Tujuan konten mikro adalah untuk menciptakan minat langsung pada pemirsa, bahkan pada pandangan pertama. Oleh karena itu, grafik dan gambar yang bermakna sangat penting dalam konten yang Anda unggah.
- Pastikan setiap unggahan pendek
Namanya saja micro content, jadi kalau panjang namanya bukan micro lagi setuju? Maka dari itu, saat unggah konten pastikan semua post pendek dan langsung ke intinya. Jika Anda ingin menjelaskan sesuatu yang lain, Anda dapat menggunakan link dan menempelkannya ke dalam posting Anda. lebih efektif orang yang tertarik dapat mengklik link yang Anda berikan dan yang cuma pengen tahu juga nggak terganggu.
- Post yang Anda unggah bukan tentang Anda tapi audiens
Perhatian siapa yang ingin Anda dapatkan saat membuat konten mikro? Jawabannya ya cuma satu, audiens bukan? Oleh karena itu, konten yang Anda posting tentunya harus dari sudut pandang audiens Anda. Misalnya, jika Anda mempromosikan suatu produk, menurut Anda apa yang diperhatikan orang? Kandungan dari produk itu atau apa yang bisa mereka dapat dari produk itu? Pertama-tama pasti apa yang bisa mereka dapat dari produknya kan, kalau tertarik baru nanti melihat kandungannya.
- Konten harus bisa menarik audiens berinteraksi
Konten yang bagus, apa pun jenisnya, harus dapat melibatkan audiens Anda. Entah itu meninggalkan komentar, membagikannya, atau sekedar like saja. Interaksi dengan audiens Anda ini sangat penting untuk mengetahui seberapa tertarik audiens Anda. Apakah ada yang perlu diperbaiki, atau apakah itu terbukti cukup, dll. Cari tahu topik dan gaya presentasi seperti apa yang diinginkan audiens Anda.
Dengan demikian dalam membuat content micro kelihatannya memang mudah karena pendek. Akan tetapi, justru yang pendek ini harus bisa langsung menarik perhatian dan berisi info yang mau Anda sebarkan. Jadi, jangan menyerah apabila konten belum memberikan hasil yang Anda inginkan karena memang nggak segampang itu.