Pentingnya Menerapkan Sisi Emosional Konsumen Pada Saat Beriklan!

Table of Contents

Blog DiGIMA Indonesia

Tahukah kamu, bahwa menggunakan emosional yang bersifat personal bisa menumbuhkan ide dalam menerapkan strategi dari suatu produk/layanan dalam beriklan. Nah, sebelum kamu mengetahui pentingnya menggunakan emosional pada saat beriklan, sebaiknya kamu terlebih dahulu mengetahui pengertian dari iklan dan juga pengertian dari emosi.

Pengertian iklan secara umum

Pengertian iklan secara umum adalah pesan yang menarik mengenai gambaran suatu produk atau jasa berupa informasi dari seseorang, lembaga/lembaga yang ditujukan untuk masyarakat umum. Periklanan dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat umum terhadap produk, kegiatan, atau lowongan yang diiklankan. Mereka biasanya ditempatkan di berbagai media, baik  online maupun offline, untuk menjangkau masyarakat  luas. Media yang digunakan untuk iklan ini contohnya Majalah, situs berita, televisi, website, surat kabar/koran, media sosial, mesin pencari. dll. Periklanan mencakup informasi non-pribadi tentang produk, lembaga/instansi, merek, dan lain-lain, dengan bentuk imbalan tertentu. Setiap informasi dalam bentuk iklan  biasanya disajikan untuk menarik perhatian atau membujuk orang lain untuk membeli atau melakukan sesuatu yang bisa menguntungkan para pembuat iklan.

Pengertian iklan menurut para ahli

Di bawah ini beberapa para ahli yang mendefinisikan iklan, yaitu:

  1. Cortland L. Boove Advertising mendefinisikan bahwa iklan merupakan jenis komunikasi pribadi yang dipublikasikan melalui berbagai media tentang ide untuk produk, layanan, atau sponsor berbayar.
  2. Iklan Philip Kotler mendefinisikan bahwa iklan adalah bentuk presentasi impersonal yang melibatkan promosi produk, layanan, atau ide bersponsor oleh media berbayar yang telah disajikan untuk khalayak.
  3. Menurut Renaldo Casali, iklan adalah instruksi untuk menggunakan media untuk menawarkan produk, layanan, atau ide yang disponsori.
  4. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, iklan merupakan sebuah pesan informasi yang dimaksudkan membujuk khalayak umum.

Pengertian emosi secara umum

Emosi didefinisikan sebagai  reaksi tubuh terhadap situasi tertentu. Biasanya dikaitkan dengan aktivitas penalaran manusia (kognitif), yaitu sifat dan intensitas emosi yang dihasilkan dari memahami situasi saat itu muncul. Emosi telah menjadi salah satu aspek yang sangat mempengaruhi sikap manusia. Selain itu, ada dua aspek lainnya. Di antaranya yaitu: kemampuan berpikir (kognisi) dan fungsi psikomotorik (konatif). Sebagian besar emosi sering disebut sebagai aspek afektif, yang berasal dari  salah satu kecenderungan manusia yang meliputi penentuan sikap dan juga tindakan.

Pengertian emosi menurut para ahli

Di bawah ini beberapa pendapat mengenai pengertian emosi menurut para ahli, yaitu:

  1. Sebelum tahun 1920, Goleman, E.L. Thorndyke, mengemukakan bahwa kemampuan untuk menangani hubungan  laki-laki dan perempuan adalah pemahaman tentang kecerdasan sosial, yang merupakan syarat utama untuk sukses di berbagai bidang. Dalam hal ini, gunakan emosi yang terkandung di dalamnya.
  2. Daniel Goleman (1997), mengangkat tulisan yang telah difokuskan pada sisi emosional. Kemudian, banyak yang mulai membicarakannya. Kecerdasan emosional bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi.
  3. Emosi Menurut William Kames Menurut William Kames (dalam Wegde, 1995), emosi adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan tertentu ketika berhadapan dengan objek tertentu di lingkungan.
  4. Emosi Menurut Crow & Crow (1962), Crow & Crow (1962) berpendapat bahwa emosi didefinisikan sebagai keadaan sementara individu, yang bertindak sebagai penyesuaian internal terhadap lingkungan untuk mencapai kemakmuran dan keamanan hidup.
  5. Menurut bahasa Inggris, emosi adalah “keadaan emosi kompleks dengan karakteristik motorik dan aktivitas kelenjar” (keadaan emosi kompleks dengan fitur kelenjar dan motorik).
  6. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono Emosi, Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi adalah sebuah keadaan dari seseorang dengan tingkat emosional pada tingkat halus (dangkal) dan luas (dalam).

Menurut penjelasan di atas, emosi tidak selamanya buruk. Dalam kata-kata Jalaluddin Rakhmat (1994) emosi adalah bumbu kehidupan. Tanpa emosi hidup ini kering. Mengetahui emosi dari diri sendiri secara mendalam adalah cara untuk meningkatkan dan mengembangkan kedewasaan emosional sendiri. Orang cenderung memiliki sikap negatif terhadap emosi, dan karena mereka tidak memahami aspek emosi ini, mereka tidak tahu emosi apa yang mereka rasakan.

Pentingnya menggunakan sisi emosional pada saat beriklan

Menggunakan sisi emosional dari iklan dapat menciptakan empati untuk khalayak umum sekaligus menciptakan hubungan batin antara merek produk dan calon konsumen. Dengan memasukkan elemen emosional ke dalam  iklan kamu untuk membuatnya tampak seolah-olah konten iklan kamu sedang berada dalam konteks yang akan dialami khalayak umum. Respons emosional yang kuat mendorong calon konsumen untuk bertindak. Hal ini juga berlaku untuk dunia online dengan mendasari praktik pembelajaran pemasaran internet adalah keefektifan dan tombol klik dalam Postingan dan iklan online. Karena orang mengklik untuk mendapatkan respons emosional yang kuat setelah membaca sesuatu.

Emosi yang telah kamu gunakan untuk memancing khalayak umum tergantung kepada apa yang sedang kamu tawarkan dengan efek reaksi emosi dari masyarakat yang telah kamu inginkan. Emosi negatif seperti marah,  jijik, dan takut memancing reaksi masyarakat, tetapi mencocokkan reaksi mereka dengan pesan kamu berikutnya juga bisa sulit. Kamu tidak ingin reaksi emosional negatif meluas ke  persepsi produk atau merek yang kamu miliki. Memunculkan emosi positif seperti afirmasi positif dan humor bisa  sangat efektif untuk membuat masyarakat tertarik pada produk/ layanan kamu. Tentu saja, karena sifat subjektif dari  emosi semacam ini (terutama humor), ini membutuhkan trik khusus. Dalam teknik ini tidak boleh digunakan secara berlebihan. Dan, kamu tidak perlu menyinggung masyarakat untuk mendapatkan perhatiannya.

Jangan salah untuk menganggap bahwa teknik ini juga bisa digunakan sebagai tips copywriting dengan tujuan yang sama. Di internet, terdapat banyak blogger yang menawarkan saran, menciptakan konten yang memukau, dan juga tips yang bersifat informatif. Tetapi juga tidak sedikit dari mereka yang mengerti tata cara menghubungkan masyarakat hingga di level emosional. Penting dipahami bahwa emosional dalam beriklan bukan berarti membuat calon konsumen marah-marah. Tetapi, membuat calon konsumen melakukan jenis emosi seperti senang, terharu, sedih, dan sebagainya. Seperti halnya pada Emoticon Facebook.

Adanya emosional, seseorang akan lebih menyukai dan percaya bahwa:

  1. Mereka yang mempunyai nasib serupa dengan dirinya
  2. Mereka lebih mudah mengerti dan peduli dengannya.

Makanya, kamu sebagai seorang perancang iklan perlu menggunakan empati dalam memenangkan emosi dari para khalayak dengan menunjukkan bahwa:

  1. Kamu hampir sama dan mempunyai hubungan dengan mereka
  2. Kamu mampu merasakan masalah yang kerap terjadi kepada mereka
  3. Kamu peduli terhadap mereka.

Di dalam copywriting, kamu bisa memasukkan gabungan dari beberapa kata seperti,

  1. Seperti Anda, kami juga bermasalah dengan….
  2. Kami mengerti bagaimana rasanya….
  3. Sejatinya tak ada seorang pun yang layak mengalami….
  4. Kami peduli kepada Anda, makanya kami menciptakan……

Nah, itu saja pentingnya memicu emosional kepada khalayak/ pembaca. Semoga artikel ini bisa membuatmu paham mengenai salah satu strategi dalam melakukan pengiklanan