Iklan dengan Karakter yang Relatable: Strategi Efektif Menyentuh Hati Audiens

Table of Contents

Dalam dunia periklanan yang semakin padat dan kompetitif, perhatian audiens menjadi barang mahal. Tak cukup hanya menyuguhkan gambar visual yang menarik atau slogan yang menggugah, iklan kini dituntut untuk menghadirkan elemen yang mampu membangun kedekatan emosional dengan penontonnya. Salah satu strategi yang terbukti sangat efektif adalah menciptakan iklan dengan karakter yang relatable, atau tokoh yang terasa dekat, nyata, dan mencerminkan kehidupan audiens.

Karakter dalam iklan bukan sekadar wajah yang menyampaikan pesan. Mereka adalah cermin dari target pasar, perwakilan dari masalah, harapan, dan impian yang dirasakan banyak orang. Ketika sebuah karakter terasa seperti kita dengan kelemahan, keunikan, dan kebiasaannya, maka iklan itu tidak hanya dilihat, tetapi juga dirasakan. Artikel ini akan mengulas pentingnya membangun karakter relatable dalam iklan, bagaimana hal itu bekerja berdasarkan pengalaman pribadi saya, serta mengapa pendekatan ini semakin relevan di era media sosial dan keterbukaan emosi publik.

Baca juga: Iklan Berbasis Kebiasaan Audiens: Strategi Efektif di Era Digital

Pengalaman Pribadi: Tersentuh oleh Karakter dalam Iklan

Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan sebuah iklan dari brand makanan ringan lokal yang menampilkan karakter remaja laki-laki yang tinggal di kota kecil. Ia digambarkan sebagai anak biasa, pemalu, dan kurang percaya diri. Ia tidak populer, tidak pandai berolahraga, tetapi punya hobi menggambar yang ia sembunyikan. Dalam iklan tersebut, diceritakan bahwa ia diam-diam menyukai seorang teman sekelasnya dan menggunakan camilan itu sebagai media untuk memberanikan diri berbicara.

Cerita yang sangat sederhana itu begitu membekas. Saya merasa iklan itu menggambarkan masa remaja saya sendiri masa-masa penuh keraguan, rasa canggung, dan keinginan untuk diterima. Karakter dalam iklan tersebut tidak sempurna, namun justru itulah yang membuatnya terasa nyata. Ia tidak dibuat-buat, tidak idealis seperti model iklan kebanyakan, tapi lebih seperti tetangga atau teman sekolah kita.

Iklan tersebut tidak hanya membuat saya tertawa kecil dan tersentuh, tetapi juga membuat saya mengingat mereknya dengan baik. Bagi saya, pengalaman itu menjadi bukti betapa kuatnya efek dari karakter yang relatable dalam menciptakan kesan mendalam dan loyalitas terhadap suatu produk.

concentrated man working on a laptop - orang menggunakan laptop potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Membangun Karakter dari Realitas Audiens

Salah satu kunci keberhasilan menciptakan karakter yang relatable dalam iklan adalah kemampuan brand untuk memahami realitas audiens mereka. Ini bukan soal menampilkan sosok sempurna yang memikat secara visual, melainkan karakter yang mencerminkan keseharian dan tantangan nyata dari masyarakat.

Saya pernah melihat iklan sabun mandi yang menampilkan seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak. Ia digambarkan bangun lebih awal dari semua orang, mencuci, memasak, menyapu, dan masih sempat membantu anaknya belajar sebelum berangkat sekolah. Karakter ini mengingatkan saya pada ibu saya sendiri. Ia tidak digambarkan glamor atau penuh energi seperti iklan-iklan konvensional, tetapi terlihat lelah, berkeringat, dan apa adanya. Namun justru itu yang membuat saya dan banyak orang lain merasa terhubung.

Relatabilitas tidak lahir dari kesempurnaan, tapi dari kejujuran dalam representasi. Iklan seperti ini mengakui bahwa audiens adalah manusia yang memiliki kerentanan dan kesibukan, bukan sekadar konsumen yang ingin dipuaskan.

Iklan dengan Karakter yang Relatable: Menyesuaikan Karakter dengan Segmen Pasar

Karakter relatable tidak selalu berarti satu jenis tokoh untuk semua orang. Setiap segmen pasar memiliki representasi yang berbeda-beda. Seorang remaja akan lebih mudah terhubung dengan karakter yang bergumul dengan tugas sekolah dan pencarian identitas diri. Sementara itu, seorang pekerja muda lebih mungkin merasa dekat dengan tokoh yang menghadapi dilema antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Saya pernah menyaksikan iklan aplikasi manajemen keuangan yang menampilkan seorang pekerja kantoran berusia akhir dua puluhan. Ia digambarkan bingung saat mengatur pengeluaran bulanan, sering merasa bersalah karena terlalu banyak pesan makanan daring, dan cemas melihat saldo rekening menjelang akhir bulan. Karakter ini sangat mirip dengan banyak teman saya, bahkan dengan diri saya sendiri. Iklan itu tidak menggurui, tapi justru memperlihatkan betapa wajar dan umum tantangan finansial di usia tersebut.

Dengan memahami psikologi dan situasi hidup audiens, iklan bisa menghadirkan karakter yang tidak hanya dikenal, tetapi juga dimaknai. Inilah yang kemudian mendorong audiens untuk mempercayai pesan yang disampaikan.

Relatabilitas sebagai Alat Bangun Empati

Karakter yang relatable dalam iklan juga berfungsi sebagai jembatan empati antara merek dan konsumen. Saat saya melihat iklan dengan tokoh yang menghadapi masalah serupa, saya merasa bahwa brand itu memahami saya. Ini menciptakan hubungan emosional yang tidak bisa dibangun hanya dengan klaim kualitas atau diskon besar.

Sebagai contoh, ada iklan dari sebuah platform pendidikan yang menampilkan karakter anak dari keluarga sederhana yang berjuang mengikuti pelajaran daring selama pandemi. Ia menggunakan ponsel ayahnya secara bergantian, sinyal sering terganggu, dan ia tetap berusaha agar tidak tertinggal. Dalam iklan itu, tidak ada visual mewah, tapi ada emosi yang kuat. Saya bisa melihat banyak siswa di sekitar saya yang mengalami hal serupa. Saya merasa tersentuh, dan lebih menghargai brand yang menampilkan sisi kemanusiaan seperti itu.

Empati adalah fondasi penting dalam membangun kepercayaan konsumen. Ketika audiens merasa dipahami, mereka akan lebih terbuka, tidak hanya untuk membeli, tetapi juga untuk menjadi loyal.

Iklan dengan Karakter yang Relatable: Era Media Sosial dan Tuntutan Autentisitas

Media sosial memperkuat pentingnya karakter yang relatable dalam iklan. Di platform seperti TikTok atau Instagram, audiens bisa dengan cepat mengenali mana konten yang autentik dan mana yang dibuat-buat. Konten yang terlalu mengilap sering kali justru diabaikan, sementara yang memperlihatkan tokoh biasa dengan cara bicara yang natural, lebih mudah diterima dan dibagikan.

Saya pernah melihat sebuah konten iklan dari seorang ibu muda yang bercerita tentang pengalamannya mengasuh bayi sambil bekerja dari rumah. Ia tidak tampil rapi atau sempurna, malah kadang terlihat kewalahan. Tapi itulah yang membuat banyak orang, termasuk saya, merasa bahwa ia mewakili kenyataan. Brand yang bekerja sama dengannya tidak sekadar menjual produk bayi, tapi ikut membangun solidaritas emosional antarorang tua muda.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa karakter relatable bukan lagi tren sesaat, tapi telah menjadi kebutuhan dalam komunikasi pemasaran modern. Iklan yang sukses di era digital bukanlah yang paling heboh, tapi yang paling jujur dan mendekati realitas audiensnya.

Kesimpulan

Karakter yang relatable memainkan peran sentral dalam membentuk persepsi audiens terhadap sebuah iklan. Dengan menghadirkan tokoh yang mencerminkan keseharian, tantangan, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, iklan dapat membangun koneksi emosional yang lebih kuat. Koneksi inilah yang kemudian mendorong kepercayaan dan keterikatan jangka panjang.

Pengalaman pribadi saya dan banyak orang lain menunjukkan bahwa iklan yang berhasil bukanlah yang paling keras berbicara, tetapi yang paling tulus menyentuh. Dalam dunia yang semakin jenuh dengan informasi, kejujuran dan kedekatan menjadi senjata utama. Maka dari itu, membangun iklan dengan karakter yang relatable bukan hanya strategi kreatif, tapi keharusan dalam menyampaikan pesan yang benar-benar bermakna.

Ingin meningkatkan visibilitas dan pertumbuhan bisnis di dunia digital? DIGIMA siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan konten Instagram yang menarik, pengembangan website profesional, serta produksi video pendek yang engaging untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Optimalkan strategi pemasaran digitalmu bersama DIGIMA! Hubungi Admin DIGIMA atau kirim DM ke Instagram DIGIMA sekarang dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda.